Beranda Korporasi PLTS Apung Singkarak Terkendala Sosial, Dirjen EBTKE Mohon Dukungan Masyarakat

PLTS Apung Singkarak Terkendala Sosial, Dirjen EBTKE Mohon Dukungan Masyarakat

815
0
Dirjen EBTKE, Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng., I.P.U saat memaparkan materi di ISS 2025, Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (11/9/2025)
https://event.cnfeol.com/en/evenat/333

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Posisi ketahanan energi Indonesia belum optimal. Saat ini nilai ketahanan energi Indonesia baru berada di angka 6,6 dari skala 8. Artinya, kita masih memiliki tantangan besar, khususnya dalam aspek aksesibilitas dan penerimaan masyarakat (acceptability) terhadap proyek-proyek energi terbarukan.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng., I.P.U., saat memberikan sambutan pada acara Indonesia Solar Summit 2025, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

https://event.cnfeol.com/en/evenat/333
https://www.fastmarkets.com/events/international-critical-minerals-and-metals-summit-indonesia/

Salah satu proyek yang disinggung Dewi, demikian sapaan akrab Dirjen EBTKE itu, adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Apung di Danau Singkarak, Sumatera Barat, yang masih menghadapi kendala sosial meski secara teknis telah dinyatakan aman bagi ekosistem. Pada proyek percontohan pertama di Pulau Sumatera ini resistensi dari masyarakat sekitar masih menjadi hambatan utama, padahal kajian ilmiah dari BRIN menunjukkan bahwa keberadaan PLTS apung tidak mengganggu ekosistem perairan.

https://ni-cr-mn-stainlesssteelapac.metal.com/

“Singkarak ini jadi sorotan karena merupakan PLTS Apung pertama di Sumatera dan Sumatera sendiri adalah wilayah dengan potensi energi terbarukan tertinggi di Indonesia. Kami mohon dukungan semua pihak karena ini sangat penting untuk transisi energi kita,” tegasnya.

https://www.mining-indonesia.com/

Dia juga menekankan bahwa keberadaan PLTS apung justru memiliki banyak keuntungan. Selain tidak merusak lingkungan, panel surya di atas air memberikan efisiensi energi lebih tinggi karena suhu air yang lebih dingin membantu menjaga suhu optimal sel surya. Selain itu, keberadaan PLTS juga bisa berkoeksistensi dengan aktivitas perikanan, seperti keramba ikan, yang justru diuntungkan dengan adanya naungan dari panel-panel surya.

“Ikan-ikan justru senang karena ada naungan dari panel surya. Jadi ini simbiosis yang baik antara teknologi dan aktivitas ekonomi masyarakat,” tambahnya.

Sebagai peneliti sekaligus pejabat tinggi negara, dia berharap ada sinergi kuat antar-lembaga dan masyarakat untuk mendorong pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. (Shiddiq)