Beranda Berita International AI dan Keamanan Siber Jadi Sorotan di Indonesia Smart Mining 2025

AI dan Keamanan Siber Jadi Sorotan di Indonesia Smart Mining 2025

384
0
Indonesia Smart Mining Conference 2025, Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (16/7/2025)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Optimalisasi operasional pertambangan melalui kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan otomasi menjadi topik utama dalam panel diskusi “AI & Automation in Smart Mining Operations” pada gelaran Indonesia Smart Mining Conference 2025 yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Diskusi ini menyoroti penerapan praktis teknologi AI dan otomasi dalam operasi pertambangan, termasuk pemeliharaan prediktif, efisiensi produksi, penggunaan peralatan otonom, serta tantangan dan manfaat implementasinya. Selain efisiensi operasional, isu keamanan siber dalam transformasi digital juga mendapat perhatian besar.

Wakil Ketua Komite Tetap untuk Penerapan Kecerdasan Artifisial dan Pelindungan Data Pribadi Kadin Indonesia, Erick Budi Pratama, menekankan pentingnya aspek keamanan dalam inisiatif digitalisasi sektor pertambangan.

“Kalau kita hanya fokus pada penerapan teknologinya tanpa memperhatikan keamanannya, itu sangat berisiko. Apalagi, sektor pertambangan termasuk dalam kategori infrastruktur kritikal,” ujar Erick yang juga praktisi service quality, privasi, dan AI governance itu dalam paparannya.

Ia merujuk pada data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta kasus nyata yang menunjukkan meningkatnya serangan siber pada infrastruktur energi dan industri berat. Ancaman siber saat ini tidak hanya menyasar sistem teknologi, tetapi juga melibatkan faktor manusia sebagai titik masuk utama serangan. Karena itu, pengamanan tidak cukup hanya fokus pada sistem, tetapi juga pada edukasi dan manajemen risiko manusia, yang dikenal sebagai human risk management.

“Kebanyakan serangan saat ini masuk melalui manusia. Maka dari itu, kontrol keamanan harus mencakup aspek teknologi dan sumber daya manusianya,” jelasnya.

Menanggapi pertanyaan tentang industri nikel, dia mengatakan, semua industri pertambangan, baik nikel maupun batu bara, memiliki karakteristik keamanan siber yang serupa karena metode dan teknologinya relatif mirip.

“Kami menyebutnya crown jewel, yaitu aset berharga baik berupa data, infrastruktur, bahkan sumber daya manusia. Semua itu harus diamankan secara menyeluruh,” tuturnya menekankan.

Konferensi ini menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan pakar teknologi untuk mendorong transformasi digital yang aman dan efisien di sektor pertambangan nasional. (Shiddiq)