Beranda Berita Nasional Indonesia Jajaki Kerja Sama Transisi Energi Bersih dengan BRICS

Indonesia Jajaki Kerja Sama Transisi Energi Bersih dengan BRICS

701
0
Wamen ESDM Yuliot Tanjung, Mei 2025

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan transisi energi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah menjalin kolaborasi internasional, termasuk dengan kelompok negara BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mewakili Indonesia dalam pertemuan BRICS Energy Ministerial Meeting yang digelar di Brasilia, Brazil, pada Senin (19/5/2025) waktu setempat. Dalam forum tersebut, Yuliot menyampaikan bahwa Indonesia terbuka untuk menjajaki kerja sama yang lebih erat di bidang energi dengan negara-negara BRICS.

“Indonesia menyambut baik upaya kolaboratif untuk memperkuat kerja sama dan ketahanan energi internasional, termasuk pembaruan BRICS Energy Cooperation Roadmap atau Peta Jalan Kerja Sama Energi BRICS,” ujar Yuliot dalam sesi pleno pertemuan tersebut sebagaimana dikutip dari laman Kementerian ESDM, Rabu (21/5/2025).

Ia menjelaskan, terdapat banyak bidang potensial yang bisa dikembangkan bersama, mulai dari energi terbarukan seperti tenaga surya off-grid dan tenaga air, hingga teknologi energi mutakhir seperti bioenergi, hidrogen, amonia, Carbon Capture and Storage (CCS) serta Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS), juga pengembangan energi nuklir dan sistem kelistrikan pintar (smart grid).

“Kami melihat peluang yang kuat untuk meningkatkan kolaborasi dengan negara-negara BRICS dan mitra kerja sama di berbagai bidang, termasuk juga sharing best practices dalam memperkuat ketahanan energi,” tambahnya.

Lebih lanjut, dia menyoroti pentingnya aspek pembiayaan dalam proses transisi energi. Ia mendorong negara-negara BRICS untuk mengeksplorasi mekanisme pembiayaan khusus yang dapat mendukung transisi energi yang adil dan inklusif, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia.

“Kami yakin BRICS memiliki posisi strategis dan keberagaman untuk membentuk kembali tata kelola energi global. Kami berharap dapat bekerja sama erat dengan semua negara anggota BRICS dalam membentuk masa depan yang aman, adil, dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Dalam pernyataannya, Yuliot juga menekankan bahwa pendekatan transisi energi harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing negara.

“Transisi energi di Indonesia harus bersih, adil, berkelanjutan, dan inklusif—untuk memastikan no one left behind atau tidak ada yang tertinggal. Pendekatan transisi ini tidak bisa one-size-fits-all, tetapi harus mencerminkan prioritas pembangunan nasional dan kedaulatan teknologi,” paparannya.

Kehadiran Indonesia di forum strategis BRICS ini menjadi sinyal kuat bahwa negara berkembang seperti Indonesia berupaya aktif mengambil peran dalam menciptakan sistem energi global yang lebih tangguh dan berorientasi pada keberlanjutan. (Shiddiq)