Beranda Desember 2024 Untuk Tembus ke Pasar Amerika, Indonesia dan Kanada Jalin Kerja Sama Mineral...

Untuk Tembus ke Pasar Amerika, Indonesia dan Kanada Jalin Kerja Sama Mineral Kritis

1712
0
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, IMS 2024, Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (4/12/2024).

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Menko Perekonomian Airlangga Hartanto menyampaikan bahwa Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Kanada, Amerika bagian Utara mengenai mineral kritis dan transaksi perdagangan dalam Compherhensive Economic Partnership.

“Dengan demikian kita di Amerika Utara sudah memiliki beach (platform) untuk masuk ke pasar Amerika melalui Kanada, dan Kanada berjanji akan menjadi teman strategis kita untuk pengembangan dari strategis mineral kritis,” ujar Airlangga dalam sambutan acara Indonesia Mining Summit (IMS) 2024, diikuti nikel.co.id, di Jakarta, Rabu (4/12/2024).

Menurutnya, dari hilirisasi Indonesia, PT Vale Indonesia yang berasal dari Kanada juga telah melakukan Green Mining Practices (GMP)  dengan mempekerjakan sebanyak 15.000 pekerja di Indonesia, tepatnya di daerah Sulawesi Tengah. Selain itu, berkat hilirisasi, di Maluku Utara juga berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 45.600 pekerja.

Dalam KTT APEC di Peru, Amerika Latin, Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Perdana Menteri Perancis, Michel Barnier yang memperbincangkan perusahaan Eramet mengenai mineral kritis sehingga menjadi Hot Topic.

Dia juga yakin terhadap pemerintahan baru Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump akan semakin progresif terhadap mineral kritis. Saat ini AS menerapkan kebijakan protektif perdagangan luar negeri, yakni Inflation Reduction Act (IRA). IRA merupakan Undang -Undang (UU) Pengurangan Inflasi Tahun 2022 ( IRA ) atau UU federal Amerika Serikat yang bertujuan untuk mengurangi defisit anggaran pemerintah federal, menurunkan harga resep obat, dan berinvestasi dalam produksi energi domestik sambil mempromosikan energi bersih.

“Mengatur barang yang mereka bisa subsidi seperti otomotif dan kalau mineral kritis tidak dikuasai oleh investasi dari negara tertentu. Dan, inilah yang harus kita antisipasi untuk kedepannya,” katanya.

Namun, Mantan Ketua Umum Golkar itu, menyatakan kepada pihak AS bahwa mereka baru membuat IRA sekitar dua tahun lalu. Tetapi Indonesia sudah membuat UU Mineral dan Batu Bara (Minerba) sejak tahun 2009. Jadi, Indonesia sudah paling terdepan dari AS dan Uni Eropa.

“Mereka agak terkaget-kaget dengan bagaimana Indonesia bisa bergerak secepat itu,” bebernya.

Ia menegaskan, negara AS dan Eropa pun bereaksi terhadap kecepatan pembangunan ekonomi Indonesia tersebut. Indonesia terus melangkah dengan bergabung ke OECD yakni organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang merupakan sebuah organisasi antarpemerintah dengan 38 negara anggota, yang didirikan pada tahun 1961 untuk mendorong kemajuan ekonomi dan perdagangan dunia. Ini adalah forum yang negara-negara anggotanya menggambarkan diri mereka sebagai negara yang berkomitmen pada demokrasi dan ekonomi pasar.

Ditambah lagi, dengan masuknya Indonesia ke BRICS adalah organisasi antarpemerintah yang terdiri dari sembilan negara – Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab yang menyoroti peluang investasi.

Atas keberhasilan yang diraih Indonesia saat ini, beberapa negara mulai mengikuti langkah yang dilakukan Indonesia, seperti Thailand yang masuk di OECD dan BRICS. Oleh karena itu, Indonesia harus terus menigkatkan kapasitas kemampuan dan inovasi dalam perbaikan tata kelola pertambangan mineral kritis yang lebih cepat, tepat dan efektif. Sehingga mampu mencapai target ekonomi dan menjadi produsen terbesar nomor satu baterai dan kendaraan listrik. (Shiddiq)