Beranda Desember 2024 Indonesia-Japan Energy Forum VIII: Inovasi Mineral dan Kendaraan Listrik Dukung Pencapaian NZE

Indonesia-Japan Energy Forum VIII: Inovasi Mineral dan Kendaraan Listrik Dukung Pencapaian NZE

1503
0
Sekjend Kementerian ESDM RI, Dadan Kusdiana

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Pada pembukaan Indonesia-Japan Energy Forum (IJEF) VIII, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, menegaskan komitmen Indonesia dan Jepang dalam mencapai target net zero emission (NZE).

Forum ini bertujuan memperkuat kerja sama bilateral di sektor energi, dengan fokus pada pengurangan emisi karbon dan inovasi teknologi, termasuk peran mineral strategis, seperti nikel, tembaga, bauksit, dan mangan.

Dalam sambutannya, Dadan mengungkapkan, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi sebesar 915 juta ton CO2 pada 2030, dengan sektor energi menyumbang kontribusi pengurangan sekitar 358 juta ton.

Ia menyoroti pentingnya penggunaan mineral Indonesia yang melimpah untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik dan industri baterai. Nikel, tembaga, dan bauksit, yang merupakan bahan utama dalam produksi baterai kendaraan listrik, diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam transisi energi hijau dan mempercepat hilirisasi industri dalam negeri.

“Dengan memanfaatkan sumber daya mineral Indonesia yang melimpah, kita dapat mendorong pengembangan teknologi energi terbarukan dan kendaraan listrik, yang berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi emisi karbon. Kolaborasi dengan Jepang yang memiliki keahlian teknologi tinggi akan mempercepat inovasi ini,” katanya sebagaimana dikutip dari laman ESDM, Jumat (6/12/2024).

Dalam forum ini, dibahas juga langkah-langkah konkret dalam pengembangan energi terbarukan dan teknologi rendah karbon. Selain kendaraan listrik, Indonesia dan Jepang menjajaki pemanfaatan teknologi canggih dalam proses produksi baterai dan komponen kendaraan listrik.

Transistor energi, yang menggunakan mineral-mineral seperti nikel dan tembaga, menjadi fokus utama untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas penyimpanan energi yang diperlukan untuk mendukung sistem transportasi berkelanjutan.

Sementara itu, Masanori Tsuruda, Deputy Commissioner for International Affairs Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), menyoroti komitmen Jepang untuk mencapai netralitas karbon pada 2050.

Jepang berencana mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 46% pada 2030 dibandingkan dengan tahun 2013, dengan memanfaatkan berbagai teknologi, termasuk carbon capture and storage (CCS) dan energi terbarukan. Ia juga menyatakan bahwa Jepang akan terus bergantung pada teknologi rendah karbon seperti nuklir dan gas alam dalam transisi energi mereka.

Kerja sama ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi target NZE, tetapi juga membuka peluang investasi dan inovasi di sektor energi, dengan mineral sebagai kunci dalam mempercepat transisi ke energi bersih. Indonesia dan Jepang berharap melalui kemitraan yang telah terjalin selama lebih dari 65 tahun dapat mempercepat pencapaian tujuan bersama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. (Shiddiq)