Beranda Asosiasi Pertambangan Hermawan Kartajaya Bagikan Wawasan dan Inspirasi dalam Sesi Keempat TTM APNI

Hermawan Kartajaya Bagikan Wawasan dan Inspirasi dalam Sesi Keempat TTM APNI

2317
0
Founder dan Chair Mcrop, Hermawan Kartajaya di TTM APNI 2024 hari kedua, memberikan semangat dari kisah perjalanannya kepada para peserta, Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Kamis (14/11/2024). Dok. MNI

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Hari kedua rangkaian acara Training to Miners (TTM) yang diadakan oleh Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Kamis (14/11), menghadirkan sesi keempat dengan tema “Pembangunan Pengembangan Manajemen”. Pada sesi ini founder dan chairman dari Mcorp, Hermawan Kartajaya, memberikan motivasi yang inspiratif bagi para pelaku industri nikel yang hadir.

Hermawan membuka sesi dengan cerita tentang latar belakang APNI dan peran Komjen Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna, Ketua Umum APNI, bersama Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey, yang disebutnya sebagai pasangan ideal dalam mengembangkan asosiasi ini.

Dia menjelaskan bahwa meski bukan berlatar belakang tambang, keahliannya di bidang bisnis telah banyak dikenal di kalangan profesional, khususnya di dunia pemasaran.

“Bapak-Ibu yang ada di sini adalah orang-orang lapangan, Bapak Nanan menitipkan pesan agar kita bisa menyampaikan kepada manajemen bahwa yang bagus itu penting untuk menciptakan citra baik. Karena sering kali, orang yang hebat tidak selalu tampak hebat jika tidak tahu cara penggunaan marketing,” kata Hermawan saat mengisi acara tersebut, di Grand Sahid Jaya Hotel, Kamis (14/11/2024).

Ia juga menyentil fenomena penggunaan marketing di dunia politik, yang menurutnya sering kali salah kaprah.

“Marketing itu menjadi buruk citranya kalau digunakan oleh politisi dengan cara yang tidak tepat. Banyak yang berpikir bahwa marketing hanya sekadar komunikasi, padahal marketing lebih dari itu, yaitu bagaimana cara memenangkan kompetisi dengan cara yang benar,” ujarnya.

Inspirasi dari Pengalaman dan Nilai-Nilai Islam

Hermawan juga menceritakan pengalamannya selama lebih dari 34 tahun mempelajari agama Islam bersama perusahaan miliknya, MarkPlus, dan mengakui bahwa nilai-nilai Islam menawarkan banyak pelajaran, terutama dalam hal kejujuran dan etika dalam berbisnis. Meskipun ia bukan seorang Muslim, Hermawan merasa Islam memiliki nilai-nilai universal yang bisa diterapkan oleh siapa saja.

“Saat saya ke Kuala Lumpur, saya pernah tinggal di pesantren milik Nahdlatul Ulama (NU) dan diterima dengan baik di sana, walaupun saya bukan Muslim,” ujarnya.

Menurutnya, Islam itu rahmatan lil alamin, membawa kebaikan bagi semua. Inti dari ajaran ini adalah bagaimana kita bisa melakukan bisnis yang adil dan transparan.

Ia juga menekankan betapa pentingnya sifat-sifat seperti kejujuran dalam bisnis, terinspirasi dari sosok Nabi Muhammad saw. yang dikenal sebagai pedagang yang jujur. Menurut Hermawan, Nabi Muhammad memberikan contoh bagaimana menjalankan bisnis dengan integritas dan menjaga kepuasan pelanggan.

5P – Pilar untuk Pengembangan Berkelanjutan

Hermawan memaparkan konsep 5P dari Mcorp yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yaitu people (manusia), planet (bumi), prosperity (kemakmuran), peace (kedamaian), dan partnership (kemitraan).

Ia menjelaskan bagaimana 5P ini merupakan pendekatan komprehensif dalam pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya berfokus pada keuntungan tetapi juga mencakup dampak sosial dan lingkungan.

People, menurut Hermawan, mengacu pada pemberdayaan masyarakat dengan kesetaraan dan martabat. Prosperity berfokus pada kehidupan sejahtera dan kemajuan ekonomi yang merata. Planet mengingatkan bahwa kelangsungan hidup Bumi harus dijaga untuk generasi mendatang. Peace bertujuan menciptakan masyarakat yang damai, sedangkan Partnership menyoroti pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mencapai tujuan bersama.

Hermawan menjelaskan bahwa penerapan 5P ini bukan hanya sekedar teori. Ia menekankan bahwa para penambang nikel Indonesia memiliki kesempatan besar untuk menerapkan prinsip-prinsip ini guna meningkatkan harga nikel dan mempromosikan komoditas ini ke dunia internasional.

“Indonesia punya keunggulan dalam industri nikel, namun harus diimbangi dengan praktik yang berkelanjutan dan kompetisi yang sehat,” jelasnya.

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Masa Depan Nikel Indonesia?

Sebagai penutup, Hermawan mengajak para pelaku industri untuk terus belajar dari nilai-nilai yang benar, baik dari dunia bisnis maupun ajaran-ajaran moral yang menekankan kejujuran dan integritas. Dengan demikian, nikel Indonesia tidak hanya menjadi komoditas yang diminati, tetapi juga produk yang berkualitas tinggi dan beretika di pasar dunia.

Melalui pendekatan yang menggabungkan nilai-nilai bisnis yang solid, kejujuran, dan nilai kemanusiaan, Hermawan Kartajaya berharap para pelaku industri nikel Indonesia dapat terus berinovasi, berkembang, dan mencapai kesuksesan yang berkelanjutan. (Shiddiq)