
NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) telah merilis Indonesia Nickel Price Index (INPI) per 7 Oktober 2024. Adapun Harga bijih nikel kadar 1,6% dengan transaksi Cost, Insurance, and Freight (CIF) dipatok sebesar US$50.6 – US$52.6. Rata rata harga berada di kisaran US$51.6 dengan perubahan positif sebesar +US$0.35.
Sementara, harga bijih nikel kadar 1,2% dengan transaksi CIF berada di kisaran US$21.4 – US$27.4. Adapun rata rata harga tercatat sebesar US$24.4. Perubahan positif mencapai +US$0.3.
Harga nickel pig iron (NPI) dengan transaksi Freight On Board (FOB) terpantau berada di kisaran US$120,9 – US$120,9. Rata rata harga sebanyak 120.9. Dan perubahan harga positif tercatat +US$0.1.
Lalu, tercatat pula harga nikel jenis High-Grade Nikel Matte dengan transaksi FOB di angka US$14,083-US$14,083. Nampak harga rata rata berada di angka US$14,083. Angka tersebut naik sebanyak US$0,224 dari harga minggu lalu yaitu US$13,859. Sementara perubahan masih menunjukan angka US$0.
Pada jenis MHP dengan transaksi FOB, berada di harga US$13,096 – US$13,096. Angkat harga rata rata nampak dengan jumlah yang sama yaitu US$13,096. Perubahan harga mengalami penurunan yaitu -US$36.
Seorang Analis Harga Kobalt di Benchmark Mineral Intelligence dari Britania Raya, Roman Aubry, menyampaikan pembatasan produksi membuat hutang MHP nikel tetap tinggi pada saat permintaan rendah.
Dikutip nikel.co.id, dari akun linkedIn resmi miliknya, Senin (7/10/2024), Penilaian Harga Nikel terbaru pada bulan September 2024 menunjukkan bahwa MHP nikel terus diperdagangkan pada kisaran 80% sepanjang Triwulan ke-3, berlawanan dengan ekspektasi yang melaporkan adanya penurunan hingga pertengahan tahun 70-an pada awal kuartal.
“Meskipun penawaran telah dilakukan pada pertengahan tahun 70an di bulan Juli, tingkat hutang telah didukung oleh penurunan harga London Metal Exchange (LME), produsen yang menunjukkan disiplin harga dan pengetatan pasokan dari beberapa operasi High Pressure Acid Leach (HPAL) di Indonesia yang membatasi produksi mereka di Kuartal 3, serta perusahaan lain yang menghadapi masalah terkait izin bijih,” ungkapnya.
Produsen MHP termasuk di antara sedikit produsen dalam rantai pasokan nikel yang mempertahankan margin yang kuat selama penurunan harga pertengahan tahun yang terjadi pada tahun 2024. (Lili Handayani)