Beranda Berita Nasional Menteri ESDM: Dari Presiden Soekarno, Baru Presiden Jokowi Berani Bangun Smelter Tembaga

Menteri ESDM: Dari Presiden Soekarno, Baru Presiden Jokowi Berani Bangun Smelter Tembaga

1695
0
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat peresmian Smelter Tembaga PT Amman Mineral Internasional, Jumat (23/9/2024)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan, sejak zaman Presiden Soekarno belum ada yang berani membangun smelter tembaga di Indonesia hanya baru di zaman Presiden Joko Widodo yang berani membangun smelter tembaga.

Hal itu dia sampaikan dalam pidato acara Peresmian Smelter PT Amman Mineral Internasional Tbk., di Sumbawa Barat, Senin (23/9/2024).

Tembaga merupakan mineral kritis yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri ESDM No. 296.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Penetapan Jenis Komoditas yang Tergolong dalam Klasifikasi Mineral Kritis, ada sebanyak 47 minral kritis diantaranya tembaga, nikel, timah, seng, silika, dan lainnya.

“Ini memang dibutuhkan keberanian,” ungkap Bahlil dalam siaran langsung  Youtube Sekretariat Presiden yang diikuti nikel.co.id.

Dia merasa bangga bahwa ini adalah smelter pertama milik pengusaha nasional PT Amman Mineral Internasional yang dibangun dari dana sendiri bukan dari dana asing.

“Saya harus mengatakan bahwa PT Amman adalah perusahaan yang meletakkan awal sejarah panjang untuk membangun hilirisasi di sektor tembaga,” ujarnya.

Dari segi lapangan pekerjaan, menurutnya, PT Amman sudah menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan paten serta pendapatan negara dari Amman terus meningkat. Ia berharap agar pengusaha-pengusaha nasional yang sudah memiliki izin usaha pertambangan (IUP) untuk segera membangun smelter dan akan diawasi langsung olehnya.

“Jadi harus dipaksa dulu baru bangun smelter kalau tidak izinnya dipakai untuk menjual saja,” tuturnya.

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa smelter ini adalah pabrik smelter terbesar nomor dua di Indonesia setelah PT Freeport Indonesia. Kalau Freepot saham luar negeri ada sebesar 49% dan 51% saham BUMN.

“Kalau smelter Amman Mineral Internasional tidak ada saham milik asing maupun BUMN, murni milik PT Amman Mineral Internasional. Mudah-mudahan dapat membayar pajak dengan baik,” pungkasnya. (Shiddiq)