Beranda Berita Nasional Airlangga: Smelter HPAL Neo Energy Diharapkan Mendukung Transisi Energi

Airlangga: Smelter HPAL Neo Energy Diharapkan Mendukung Transisi Energi

4313
0
Groundbreaking dan peresmian pembangunan smelter Neo Energi di Morowali, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/9/2024)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap smelter High-Pressure Acid Leaching (HPAL) Neo Energy di Kawasan Neo Energy Morowali Industrial Estate (NEMIE), Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, dapat mendukung transisi energi dari energi fosil ke energi baru.

“Saya harap dengan adanya kolaborasi ini bisa menunjang industri kita untuk transisi dari energi fosil menjadi energi baru,” sebut Airlangga sebagaimana dikutip dari laman Kemenko Ekonomi, Selasa (17/9/2024).

Menurutnya, pemerintah sangat mengapresiasi Neo Energy yang telah merealisasikan investasi dengan membangun smelter HPAL pertama di Indonesia yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan.

Smelter ini direncanakan akan mengolah bijih nikel atau limonit menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan prekursor katoda baterai kendaraan listrik (EV). Proyek baterai HPAL Neo Energy ini diharapkan mampu menambah kapasitas MHP nasional sebanyak 120 ribu MT per tahun.

Fasilitas HPAL ini terletak di NEMIE, sebuah kawasan industri yang dirancang untuk menjadi pusat pengolahan mineral berbasis energi hijau. Semua operasional di kawasan ini akan menggunakan 100% energi terbarukan, termasuk tenaga air dan surya, yang menjadikannya praktik industri ramah lingkungan di Indonesia.

Kawasan Industri NEMIE sendiri telah mendapatkan Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) pada Agustus 2024, dan ini menjadi kepastian hukum serta keyakinan bagi para calon investor.

“Saya memantau alat berat yang dioperasikan di sini seluruhnya berbasis elektrik. Kita mengapresiasi bahwa kawasan ini mendukung target nol emisi di pertambangan dan industrinya. Karena statusnya sebagai Proyek Strategis Nasional, maka tentu kerja sama dengan aparat TNI/Polri menjadi penting karena ini aset nasional,” ujarnya.

Menko Airlangga meresmikan langsung pembangunan HPAL Neo Energy dalam acara groundbreaking yang dilaksanakan di Kawasan NEMIE, Morowali, Sulawesi Tengah pada Sabtu (14/9/2024). Ia menyampaikan bahwa hilirisasi mineral kritis merupakan salah satu kebijakan utama Pemerintah Indonesia dalam memperkuat daya saing ekonomi nasional, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memanfaatkan teknologi ramah lingkungan.

Program hilirisasi industri juga bertujuan untuk memperoleh multiplier effect, seperti meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi ke dalam negeri, menghasilkan devisa ekspor, dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.

“Hilirisasi nikel berhasil meningkatkan nilai ekspor produk turunan nikel. Hal itu dapat dilihat dari nilai ekspor yang meningkat delapan kali lipat dari US$4,31 miliar pada 2017 menjadi US$34,44 miliar pada 2023,” jelasnya.

Dalam acara tersebut, ia memaparkan, berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM bahwa hingga Juni 2024, total investasi untuk hilirisasi nikel, terutama yang terkait dengan pembangunan smelter dan pabrik baterai kendaraan listrik, telah mencapai US$30 miliar.

Dalam lima tahun terakhir, ia menambahkan, lebih dari 2.000 GWh kapasitas baterai lithium-ion telah digunakan secara global, guna mendukung 40 juta kendaraan listrik dan ribuan proyek penyimpanan energi.

Terkait hal ini, Indonesia berpotensi menjadi pemain kunci global dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV) dan dapat menyuplai baterai EV sebesar 210 GWh per tahun, karena Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral khususnya nikel.

“Oleh karena itu, berbagai negara melihat Indonesia penting menjadi bagian dari mineral kritis. Indonesia sedang berbicara dengan Amerika Serikat terkait perjanjian mineral kritis, serta dengan Uni Eropa,” paparnya.

“Dan juga dengan negara lain seperti Kanada dan Australia, di mana jika Indonesia, Kanada, dan Australia bergabung maka kekuatan dari ekosistem EV itu akan kuat, baik itu berupa lithium maupun nikel, bahkan sekarang ada yang sedang dikembangkan berbasis sodium atau garam,” sambungnya.

Perlu diketahui, secara umum beberapa Kawasan Industri di Kabupaten Morowali turut berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerahnya. Pada 2023, pertumbuhan PDRB Kabupaten Morowali mencapai 20,34% dengan kontribusi industri pengolahan mencapai 72,72%.

Sementara itu, nilai PDRB per kapita Kabupaten Morowali mencapai Rp927,23 juta pada 2023, yang menjadi nilai tertinggi di Indonesia karena didorong faktor ekspor komoditas.

Dalam acara tersebut, Menko Airlangga juga memberikan Sertifikat Tanah secara simbolis kepada 10 orang warga setempat, dilanjutkan dengan proses penandatanganan prasasti yang menandakan dimulainya proses groundbreaking. (Shiddiq)