Beranda Agustus 2024 Vale Berhasil Jual Nikel Matte 17.505 Ton pada Triwulan Kedua 2024

Vale Berhasil Jual Nikel Matte 17.505 Ton pada Triwulan Kedua 2024

2965
0
Ilustrasi Mobil Truck Milik PT Vale di lokasi pertambangan.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – PT  Vale Indonesia Tbk. berhasil menjual nikel matte sebesar 17.505 metrik ton pada triwulan kedua tahun 2024 senilai US$248,8 juta.

Hal ini disampaikan oleh CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk., Febriany Eddy, dalam paparan publik tahunan 2024. Vale sebagai perusahaan publik wajib melakukan transparansi dan akuntabilitas terhadap publik.

“Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8% dibandingkan triwulan sebelumnya yang disebabkan harga realisasi rata-rata nikel yang lebih tinggi pada triwulan kedua 2024,” kata Febri sebagaimana dikutip pers rilis Vale, Senin (26/8/2024).

Menurutnya, harga realisasi rata-rata nikel meningkat 12% menjadi US$14.214 per ton pada triwulan kedua 2024 mengalami kenaikan dari sebelumnya US$12.651 per ton pada triwulan pertama 2024.

“Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” ujarnya.

Dia menuturkan, sejalan denga penurunan pengiriman pada triwulan tersebut, beban pokok pendapatan perusahaan menurun dari US$209,8 juta pada tiwulan pertama 2024 menjadi US$207,3 juta pada triwulan kedua 2024, disertai penurunan harga batu bara.

“Memasuki semester kedua tahun ini, kami akan terus proaktif mendorong inisiatif penghematan biaya untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan,” tuturnya.

Ia juga memaparkan, dengan perubahan komposisi pemegang saham baru-baru ini, perusahaan melihat banyak ruang untuk memanfaatkan inisiatif stategis yang dapat membawa sinergi positif  bagi perusahaan.

“Seperti integrasi upaya pengadaan dalam grup untuk harga komoditas yang lebih baik, yang merupakan salah satu penggerak biaya terbesar kami,” paparnya.

Selain itu, Febri menyampaikan, untuk harga rata-rata high sulphur fuel oil (HSFO) pada triwulan ini lebih tinggi 2% dibandingkan triwulan sebelumnya . Namun kenaikan ini diimbangi oleh penurunan harga rata-rata diesel dan batu bara, yang masing-masing lebih rendah sebesar 2% dan 1% pada triwulan kedua 2024.

Namun demikian, adanya tantangan industri, perusahaan mampu menghasilkan EBITDA positif sebesar US$72,4 juta, menandai peningkatan 38% dibandingkan triwulan sebelumnya karena pendapatan yang lebih tinggi dan biaya pendapatan yang lebih rendah.

“Perusahaan berhasil membukukan laba sebesar US$31,1 juta pada triwulan kedua  2024, menandai peningkatan signifikan dari triwulan sebelumnya,” jelasnya.

Menurut wanita kelahiran Palembang tahun 1977 ini, laba itu muncul setelah memperhitungkan kerugian yang belum terealisasi sebesar US$6,1 juta atas pengakuan nilai wajar aset derivatif (hak partisipasi dalam investasi perusahaan di PT Kolaka Nickel Indonesia). Penting untuk digarisbawahi bahwa esensi dari penyesuaian harga derivatif ini adalah kerugian yang tidak terealisasi yang bersifat non-operasional.

“Oleh karena itu, jika dinormalisasi, kami mencatat laba sebesar US$35,9 juta pada triwulan kedua 2024, lebih tinggi 122% dibandingkan dengan laba pada triwulan sebelumnya,” pungkasnya. (Shiddiq)