Beranda Agustus 2024 Serahkan Jabatan Menteri ESDM ke Bahlil, Arifin Titip Dokumen Strategis Sektor ESDM

Serahkan Jabatan Menteri ESDM ke Bahlil, Arifin Titip Dokumen Strategis Sektor ESDM

1951
0
Menteri ESDM lama Arifin Tasrif saat menyampaikan pidato serah terima jabatan menteri di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (19/8/2024).

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Arifin Tasrif secara resmi melepas jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan menyerahkannya kepada Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM yang baru serta menitipkan dokumen program strategis sektor ESDM sebagai dasar kebijakan kedepannya.

“Kami juga sudah mempersiapkan dokumen yang berkaitan dengan program strategis di sektor ESDM. Dokumen tersebut diharapkan dapat menjadi jembatan yang mampu mengakselerasi dalam mengambil kebijakan Bapak Menteri ESDM ke depannya dalam mendorong percepatan pengembangan sektor ESDM,” kata Arifin dalam pidato sambutan Serah Terima Jabatan Menteri, di ruang Sarulla, Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024).

Dia mengucapkan selamat bekerja kepada Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM yang baru dan berharap seluruh jajaran di Kementerian ESDM membantu dengan sepenuh hati, mengoptimalkan seluruh sumber tenaga dan pikiran agar kementerian yang di cintai ini bisa maju tumbuh berprestasi lebih baik lagi di masa mendatang.

“Kami yakin dibawah kepemimpinan Menteri ESDM Bapak Bahlil Lahadalia sektor ESDM akan dapat mencapai kinerja yang jauh lebih baik,” tegasnya.

Menurutnya, upaya-upaya, target dan capaian pada transisi energi ini mulai berjalan sejak bergulirnya Paris Agreement di tahun 2016. Indonesia bersyukur memiliki sumber energi yang melimpah dan sumber daya alam lainnya. Kementerian ESDM memiliki peran penting untuk bisa menyediakan energi yang bersih menjaga ketahanan energi serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber alam yang ada.

“Ditengah pertumbuhan konsumsi migas kita diharapkan dengan penurunan produksi minyak dalam negeri, kita hadapi hal ini dengan langkah-langkah strategis, antara lain upaya-upaya untuk penemuan sumber-sumber baru, kita lakukan juga upaya optimasi sumber-sumber yang ada dengan memanfaatkan teknologi dan pengalaman-pengalaman yang telah dilaksanakan oleh para calon partner kita,” ujarnya.

Ia memaparkan, upaya perbaikan-perbaikan kebijakan terus dilakukan agar daya tarik investasi di sektor hulu migas ini menjadi memiliki daya saing. Disamping itu, perlu dilakukan langkah-langkah peningkatan efisiensi agar bisa mengurangi impor dan mengurangi beban subsidi.

Saat ini, Indonesia juga telah memperoleh anugerah berupa ditemukannya sumber-sumber gas yang baru, antara lain di Nort Kanal Kaltim yang diharapkan akan mulai berproduksi pada tahun 2027-2028, Blok Andaman yang sedang diupayakan untuk percepatan dan diharapkan sebelum tahun 2030 bisa berproduksi serta mendorong Blok Masela yang besar ini agar bisa berproduksi pada 1 Januari 2030, ditengah historisnya masih banyak hal-hal yang perlu diselesaikan.

“Untuk itulah kita perlu membangun infrastruktur energi dan inilah yang menjadi tantangan Kementerian ESDM bagaimana infrastruktur energi itu bisa kita bangun sehingga kita bisa menjamin keberadaan energi dan sekaligus ketahanan energi buat negeri kita ini,” paparnya.

Saat ini, Menurut Arifin, Kementerian ESDM sedang menyelesaikan beberapa proyek-proyek transmisi, antara lain untuk Gas dan ini akan diupayakan selesai hingga tersambung dari ujung Sumatera sampai dengan ujung Pulau Jawa dengan harapan tahun 2028 sudah diselesaikan. Sekarang ini potongan yang ada di Jawa Tengah sedang diupayakan sehingga dengan adanya hal ini bisa dimanfaatkan untuk tambahan-tambahan produksi gas yang ada di dalam negeri.

Selain itu, efisiensi-efisiensi harus dapat dilakukan antara lain konversi dari pemanfaatan  minyak menjadi  gas karena Indonesia memiliki sumber gas sehingga bisa mengurangi impor dan mengupayakan jaringan gas ini bisa di dorong agar bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap LPG dengan memanfaatkan gas alam yang ada di dalam negeri.

“Kita merencanakan dibangunnya Super Grid untuk bisa mendorong masuknya atau dimanfaatkannya energi baru terbarukan ke seluruh pelosok sekaligus bisa membantu industri-industri prosesing kita untuk memanfaatkan energi bersih. Kita perlu mengantisipasi diberlakukannya cross border carbon mechanisms, ini akan menjadi tambahan beban, harus kita waspadai karena beban negara sudah melakukan inisiatif untuk memberikan pajak-pajak terhadap carbon,” ujarnya.

Sementara, lanjut dia, dalam bidang mineral dan hilirisasi Indonesia memiliki sumber daya yang cukup besar untuk dimanfaatkan, antara lain nikel. Sekarang ini Indonesia menjadi salah satu produsen eksportir nikel yang terbesar di dunia. Kemudian juga tembaga dan alumunium untuk infrastruktur tenaga listrik termasuk timah.

Saat ini Kementerian ESDM masih perlu mendorong program-program hilirisasi, Arifin dan Bahlil sudah saling berinteraksi selama ini untuk mendorong hilirisasi semaksimal mungkin. Ke depan, tugas-tugas ESDM akan semakin menarik, akan banyak tantangan.

“Kita harus mengupayakan untuk bisa memaksimalkan potensi sumber-sumber cadangan minyak dan gas bumi utamanya dan juga kita upayakan untuk menemukan potensi-potensi baru untuk mineral-mineral kita yang masih terdata di lapangan-lapangan Greenfield,” pungkasnya. (Shiddiq)