Beranda Berita International BHP Australia Hentikan Produksi Nikel, Peluang Besar bagi Indonesia

BHP Australia Hentikan Produksi Nikel, Peluang Besar bagi Indonesia

1544
0
Ilustrasi smelter nikel. (Foto: Freepik.com)

NIKEL.CO.ID, BOGOR – Dalam perkembangan terbaru di industri pertambangan global, BHP Australia dilaporkan akan menghentikan produksi nikelnya. Langkah ini dinilai akan berdampak signifikan terhadap dinamika pasar nikel dunia.

Department Head of Corporate Planning Mind Id, Aditya Farhan Arif, memberikan pandangannya dalam acara Mineral Science Talk Show dengan tema “Riset dan Inovasi Peningkatan Nilai Tambah Menuju Hilirisasi Mineral Kritis” pada Harteknas and Inari Expo 2024 yang diselenggarakan di ICC Building Cibinong Science Center, KST Soekarno Cibinong, Bogor, Sabtu (10/8/2024).

“Jadi, memang berita tersebut betul,” ungkap Aditya.

Ia menjelaskan, pemerintah Indonesia tampaknya sangat antusias mengisi kekosongan yang ditinggalkan BHP di pasar nikel internasional. Ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas ekspor nikelnya.

Saat ini, katanya menambahkan, harga nikel global masih didominasi China, terutama dalam sektor konstruksi, sehingga penghentian produksi BHP tidak akan berpengaruh terhadap Indonesia karena kita masih mengekspor nikel ke China.

“Kalau melihat forecast beberapa analis, bauran atau share dari nikel yang akan dipakai untuk baterai baru akan naik pada 2034-2035,” katanya.

Hal tersebut, sambungnya, menunjukkan bahwa hingga 2035 sektor konstruksi masih menjadi pengguna utama nikel. Ia juga mencatat bahwa harga nikel sempat mencapai titik terendah beberapa bulan lalu, tetapi kini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

“Kalau kita lihat di market nikel, harga yang sehat sudah mulai naik lagi dan memang ekspektasi masih akan terus naik,” ujarnya seraya menambahkan bahwa kenaikan harga tersebut dapat mendorong perkembangan industri di China dan negara lainnya.

Penghentian produksi oleh BHP memberikan peluang bagi produsen nikel lainnya, khususnya dari Indonesia, untuk memperkuat posisi mereka di pasar global. 

Dengan permintaan nikel yang diperkirakan akan meningkat dalam beberapa dekade mendatang, terutama untuk produksi baterai, langkah-langkah strategis dari para pemain industri akan sangat menentukan dalam menyikapi perubahan ini. (Aninda)