NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Pemerintahan priode berikutnya diminta untuk lebih berani mengevaluasi program hilirisasi tambang yang telah berjalan sejauh ini.
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto dengan gamblang menyatakan bahwa program hilirisasi yang dijalankan Pemerintahan Joko Widodo jauh dari kata berhasil. Ia menilai, keuntungan ekonomis yang didapat tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan.
Dirinya menambahkan, beberapa kalangan ada yang menyatakan pengelolaan tambang secara ugal ugalan atas nama hilirisasi mendatangkan kutukan sumber daya alam.
Sumber daya alam yang seharusnya dapat menjadi sumber kesejahteraan masyarakat di sekitar tambang, malah hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Menurutnya, anomali terkait kemiskinan yang justru terjadi di daerah kaya SDA atau daerah yang digencarkan program hilirisasi, yang sering disebut sebagai kutukan sumber daya alam (deutch desease) ini perlu diteliti lebih dalam oleh Pemerintah dan para ahli.
“Namun menurut dugaan saya, hal ini disebabkan karena rendahnya efektivitas dan efisiensi pengelolaan dana pembangunan yang berasal dari dana bagi hasil (DBH) serta pajak lainnya oleh Pemerintah Daerah, termasuk juga merebaknya kasus-kasus korupsi tambang. Sehingga pemasukan yang besar sekalipun tidak berdampak bagi kesejahteraan masyarakat atau lambat dicapai,” terang Mulyanto, dikutip nikel.co.id, Jumat (2/8/2024).
Ia melihat masyarakat direkrut hanya sebatas pekerja kasar, karena keterbatasan keahlian. Ditambah penyimpangan dalam pengelolaan lingkungan menyebabkan sumber air dan lahan menyusut, yang membuat semakin merosotnya pembangunan bidang pertanian di daerah tersebut.
Karena itu, terkait program hilirisasi Mulyanto minta agar Presiden periode berikut mengevaluasi kebijakan yang berlaku selama ini secara komprehensif termasuk efisiensi dana pembangunan untuk kesejahteraan rakyat.
Ia mendesak Pemerintah agar melarang ekspor bijih nikel serta segera mengimplementasikan moratorium pembangunan smelter kelas satu yang mengolah produk nikel berkadar rendah tersebut.
“Kita perlu mendorong hilirisasi nikel dengan nilai tambah tinggi sehingga efek gandanya bagi masyarakat meningkat dengan membangun pabrik smelter yang memproduk nikel berkadar tinggi seperti stainless steel, baterai, dan lain lain. Selain itu perlu audit komprehensif terhadap smelter-smelter dari China yang rawan kebakaran sehingga menimbulkan korban jiwa pekerja yang tidak sedikit,” tegasnya. (Lili Handayani)