Beranda Berita International Menteri Bahlil Yakin Indonesia Jadi Pemain Global Ekosistem Baterai Mobil Listrik

Menteri Bahlil Yakin Indonesia Jadi Pemain Global Ekosistem Baterai Mobil Listrik

1573
0
Peresmian Baterai EV di Karawang, Jawa Barat. Dok: BKPM.

NIKEL.CO.ID, KARAWANG – Proyek investasi ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Indonesia, senilai US$4,46 miliar (Rp71,36 triliun), diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di PT HLI Green Power, Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024). 

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia turut hadir dalam acara ini. Bahlil menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara pemain utama dalam ekosistem baterai mobil listrik yang terintegrasi, terutama yang berbahan baku nikel. 

“Kami tanya di dunia sudah ada belum yang membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu, dari tambang sampai mobil. Ternyata belum ada, dan kita, Indonesia, yang pertama untuk melakukan hal ini,” ungkap Bahlil.

Bahlil menekankan bahwa perjuangan untuk merealisasikan investasi ini membutuhkan upaya dan dukungan luar biasa dari semua pihak, terutama pada masa pandemi COVID-19. Kehadiran Presiden Joko Widodo sejak groundbreaking pabrik ini pada tahun 2021, kemudian tinjauan pada bulan September 2023, dan hingga sampai peresmiannya hari ini menjadi penyemangat.

“Hari ini menandakan babak baru di mana kita sama-sama menyaksikan proses peresmian pabrik baterai mobil listrik yang terintegrasi. Total investasi US$9,8 miliar minus investasi dari Hyundai untuk mobil. Jadi, kalau diakumulasi semuanya itu kurang lebih US$11-12 miliar. Ini adalah investasi terbesar untuk satu ekosistem yang ada di Indonesia, khususnya baterai sampai dengan mobilnya,” ujar Bahlil.

Proyek investasi ini merupakan salah satu bukti implementasi komitmen Presiden Jokowi dan Presiden Moon Jae-in pada pertemuan di Korea Selatan tahun 2019 untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan investasi antara Korea Selatan dan Indonesia. 

Pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik ini meliputi industri pabrik sel baterai untuk kendaraan listrik senilai US$3,2 miliar (Rp51,2 triliun) yang akan menyerap 2.800 tenaga kerja, di mana dalam fase pertama memiliki kapasitas produksi 10GWh dengan nilai investasi US$1,2 miliar (Rp19,2 triliun). Investasi lainnya yang juga diresmikan yaitu pak baterai (battery pack) senilai US$42,12 juta (Rp674,32 miliar) dan produksi kendaraan listrik US$1,22 miliar (Rp19,52 triliun).

Menurut data Kementerian Investasi/BKPM, investasi asal Korea Selatan untuk periode 2019 hingga triwulan I 2024 mencapai US$13,9 miliar, mencakup investasi hilirisasi pada industri petrokimia yang tercatat masuk dari Malaysia. Selama periode tersebut, Korea Selatan menempati posisi ketujuh sebagai negara sumber penanaman modal asing (PMA) terbesar di Indonesia. Tiga sektor utama penyumbang realisasi investasi terbesar asal Korea Selatan adalah listrik, gas, dan air (21%); industri otomotif (18%); serta industri mesin dan elektronik (10%).

Dengan adanya proyek ini, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan kontribusi dalam pasar global kendaraan listrik, memperkuat ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor industri berteknologi tinggi. (Aninda)