Beranda Berita Nasional Eramet dan BASF Mundur, Masih Banyak yang Lain

Eramet dan BASF Mundur, Masih Banyak yang Lain

1971
0
Arifin Tasrif
Arifin Tasrif saat jumpa pers di Kantor ESDM. Dok: MNI/Aninda

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Dua perusahaan besar, BASF dan Eramet, telah memutuskan untuk membatalkan rencana investasi mereka dalam proyek Sonic Bay di Kawasan Industri Weda Bay, Maluku Utara. 

Proyek yang direncanakan melibatkan investasi senilai US$ 2,6 miliar tersebut sejatinya akan digunakan untuk pembangunan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menegaskan bahwa pemerintah akan mencari mitra lain untuk meneruskan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) tersebut. 

“Ya kalau Eramet dan BASF mundur ya kita cari yang lain, masih banyak yang lain yang mau,” ujarnya saat ditemui di Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/6/2024).

Arifin juga menyinggung mengenai kondisi pasar global yang mempengaruhi permintaan nikel. 

“Sekarang demand-nya coba lihatlah global ya, ada ban dari Amerika, Eropa, Kanada, akibatnya selama ini yang menyerap nikel siapa? Yang menyerap nikel siapa paling banyak? China bukan? Nah, dia bikin apa? Bikin mobil. Jadi memang ya tapi semuanya demand turun karena ekonomi melemah,” terangnya.

Keputusan BASF untuk tidak melanjutkan proyek ini disebabkan oleh perubahan signifikan di pasar nikel global dan evolusi opsi pasokan nikel kelas baterai BASF. 

Meskipun begitu, Eramet menyatakan tetap berkomitmen untuk mengevaluasi potensi investasi lain di sektor nikel Indonesia untuk baterai EV dan berniat untuk terus memberikan informasi terbaru kepada para pemangku kepentingan mengenai perkembangannya. (Aninda)