NIKEL.CO.ID, JAKARTA – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (TBP) atau Harita Nickel dengan kode emiten NCKL mendirikan dua perusahaan baru yaitu PT Bhakti Bumi Sentosa dan PT Cipta Kemakmuran Mitra.
Pendirian kedua perusahaan baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan keberlanjutan.
Perusahaan tambang nikel dan pengolahan terintegrasi yang berkelanjutan ini mengakui pendirian kedua perusahaan baru tersebut merupakan bagian dari inisiatif strategis perusahaan.
“Pembentukan kedua unit usaha ini merupakan langkah signifikan dalam strategi kami untuk meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi operasional. Dengan mengolah sisa hasil produksi menjadi produk yang lebih bernilai, kami tidak hanya mengoptimalkan operasi kami, tetapi juga memperkuat komitmen kami terhadap pengelolaan lingkungan,” kata Direktur Utama PT TBP atau Harita Nickel, Roy Arman Arfandy, dari keterang pers yang diterima nikel.co.id, Senin (27/5/2024).
Menurutnya, PT Bhakti Bumi Sentosa didirikan dengan fokus pada peningkatan praktik pengelolaan sisa hasil produksi. Entitas ini akan mengolah sisa hasil produksi dari proses high pressure acid leaching (HPAL), berupa tailing, menjadi barang-barang bernilai ekonomi, selaras dengan prinsip ekonomi sirkular.
“Dengan mengubah sisa hasil produksi menjadi produk bernilai tambah, PT Bhakti Bumi Sentosa akan berkontribusi pada tujuan keberlanjutan perusahaan dan efisiensi operasional PT Halmahera Persada Lygend, anak perusahaan yang dimiliki langsung sebesar 45% oleh PT TBP dan memegang 21.026 saham dengan kepemilikan sebesar 94,24%. Sementara Hong Kong Blue Whale International Limited memegang 1.285 saham dengan kepemilikan sebesar 5,76%,” ujarnya.
Dia juga memaparkan, terkait didirikannya PT Cipta Kemakmuran Mitra dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan memproduksi kapur tohor atau quicklime, salah satu bahan utama yang diperlukan untuk proses pemurnian bijih nikel kadar rendah menggunakan teknologi HPAL.
“Unit usaha baru ini bertujuan untuk memastikan stabilitas dan efisiensi pasokan bahan utama ini, sehingga mendukung proses produksi dan efektivitas operasional secara keseluruhan. PT TBP memegang 4.040 saham dengan kepemilikan sebesar 40%. Sementara Hong Kong Blue Whale International Limited memegang 6.060 saham dengan kepemilikan sebesar 60%,” pungkasnya. (Shiddiq)