Beranda Nikel Sekum APNI Ungkap Cadangan Nikel Indonesia hingga Dekarbonisasi

Sekum APNI Ungkap Cadangan Nikel Indonesia hingga Dekarbonisasi

3062
0
Indonesia Mining Conference. Dok: MNI/ Varrel.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – “Indonesia sangat amat kaya tapi kita harus proper pengelolaannya. Bukan hanya nikel, ada 47 mineral kritis. Kita harus bangga dan berkolaborasi mematangkan teknologi untuk mengelola sumber daya alam kita,” ungkap Meidy mengawali paparannya dalam acara Indonesia Mining Conference di Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Indonesia memiliki 11,7 miliar ton cadangan nikel se-Indonesia. Cadangan ini kebanyakan berada di Indonesia timur. Tapi kita baru melakukan eksplorasi detail sehingga mendapatkan hasil data mineable 4,5 miliar ton, terbanyak ada di Provinsi Sulawesi Tenggara.

IUP nikel ada 365, total luas area konsesi ada 3,1 juta hektar. Dari area tersebut yang tereksplorasi belum sampai 1 juta hektar.

“Sejak pelarangan ekspor bijih nikel pada 2020, konsumsi bijih nikel dalam negeri meningkat luar biasa. Kita lihat pada tahun 2021, 65 juta ton lebih. Tahun 2022, 101 juta ton lebih. Tahun 2023 hampir 200 juta ton. Tahun ini, tahun 2024, diperkirakan konsumsi bijih nikel akan mencapai 265 juta ton,” lanjut Meidy.

Permasalah nikel adalah dari total reserved kita, untuk saprolit hanya berkisar di 37 persen. Sedangkan kebutuhan smelter dalam negeri itu masih menggunakan yang high grade. Seluruh smelter masih menggunakan yang high grade. Jadi, APNI minta pemerintah menggunakan optimization cut off.

“Kadar nikel yang dijual jangan yang high grade saja. Kalau begitu habis cadangan kita. Para pelaku tambang nikel hanya menjual yang kadar 2 persen, kadar 1,9 persen. Tahun depan habis tuh kadar,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa APNI sedang meminta aturan pembatasan sehingga ada aturan bijih nikel dalam negeri.

Nickel processing plan di Indo sebenarnya sudah ada 81. Dari 249 line furnace. 249 kompor kalau kita bilang. Kalau 249 line, 1 line konsumsi energinya 30-50 mega watt. Hitung sendiri kebutuhannya untuk power plan-nya,” lanjutnya.

Adapun nickel processing plan terbanyak nada di Sulteng dan Sulut. Untuk Indonesia, nickel matte ada 9 pabrik, pabrik MHP/HPAL ada 4 yang berproduksi.

“Kalau data dari Kemenkeu, penerimaan PNBP cuma 176 juta ton dari penerimaan royalti. Sisanya dari penambang lahan koridor (pelakor). Kan kita bisa lihat output dari produksi,” ungkap Meidy.

Ke depannya akan ada 136 pabrik dengan konsumsi nikel 527 juta ton per tahun. Meidy melanjutkan bicara tentang dekarbonisasi. Berdasarkan rapat terbatas dengan TESLA dan beberapa perusahaan EV dan pelaku nikel, Indonesia ditanya mengenai kesiapannya terkait enviroment, social, and governance (ESG) dan good mining practice.

“Kita akan gunakan The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) dan The Copper Mark. Untuk smelter kita direkomendasikan menggunakan Responsible Mineral Initiative (RMI) dari Responsible Business Alliance (RBI). Selain itu, kita akan menggunakan Global Baterai Alliance dan Nickel Institute.

Ia juga mengungkapkan RBI sudah proper untuk ESG assessment. Wanita kelahiran 21 April ini menutup presentasinya dengan mengatakan, “there is no future without mining and there will be no mining without getting our future”. (Aninda)