
NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Laba PT Trimegah Bangun Persada (TBP) atau Harita Nickel berhasil mengalami pertumbuhan sebesar 20% atau Rp5,62 triliun pada 2023 dibanding 2022 sebesar Rp4,67 triliun di tengah ekonomi global yang tidak menentu.
Hal itu disampaikan Direktur Utama TBP/Harita Nickel, Roy Arman Arfandy, ketika mengumumkan capaian keuangannya periode tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2023, dalam siaran pers yang diterima nikel.co.id, Senin (1/4/2024) malam.
Ia menerangkan, di tengah tantangan global dan penurunan harga nikel serta ketidakpastian ekonomi secara makro, Harita Nickel tetap mencatatkan pertumbuhan yang kuat dan konsisten. Hal itu dapat terjadi karena didorong peningkatan produksi dan efisiensi operasional perusahaan.
“Di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan sepanjang 2023, Harita Nickel tetap berupaya untuk mempertahankan pertumbuhan,” kata Roy.
Menurutnya, hal itu berkat upaya semua pihak di dalam perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja secara maksimal dan dengan strategi yang matang.
“Hasil keuangan kami pada 2023 mencerminkan upaya bersama tim kami, dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, dalam menghadapi volatilitas pasar dengan strategi yang tangguh dan adaptif, termasuk mendorong inovasi dan meningkatkan efisiensi operasional, terutama dengan proses pertambangan dan produksi yang berada di satu lokasi yang terintegrasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan,” katanya.
Ia menegaskan, pihaknya terus berkomitmen pada peningkatan efisiensi dan pengembangan yang konsisten untuk memastikan TBP berada pada posisi yang baik dalam menghadapi dinamika industri ke depan.
Harita Nickel, lanjutnya, mempunyai komitmen terhadap keunggulan operasional dan inovasi yang memainkan peranan penting dalam mengoptimalkan proses produksi, mengurangi biaya dan mendorong pertumbuhan.
“Perluasan kemampuan produksi yang strategis ini memungkinkan Harita Nickel memenuhi permintaan nikel yang masih terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik,” paparnya.
Roy yang menjabat direktur utama sejak 15 Desember 2022 itu menegaskan, salah satu perluasan kemampuan produski karena adanya fasilitas pemurnian limonit kedua dengan teknologi HPAL dari Obi Nickel Cobalt (ONC) yang diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun ini.
“Capaian pada tahun fiskal 2023 merupakan bukti dari komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan yang konsisten dan bertanggung jawab, serta menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” tegasnya.
Seperti diketahui, sepanjang 2023 banyak terjadi ketidakpastian ekonomi dan keuangan yang menyebabkan penurunan ekonomi global. Namun, di tengah hal itu, Harita Nickel tetap mencatatkan pertumbuhan yang kuat dan konsisten, didorong oleh peningkatan produksi dan efisiensi operasional.
Hal itu mencerminkan pengelolaan operasional yang efektif dan pertumbuhan yang stabil di tengah pasar yang fluktuatif, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) untuk laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai 170% sejak tahun fiskal 2020.
Oleh karena itu, perusahaan sepanjang 2023 mencatat pendapatan sebesar Rp23,86 triliun atau meningkat sebesar 149% dari tahun sebelumnya dan laba kotor sebesar Rp8,28 triliun atau naik 77% dibanding tahun sebelumnya. Hal itu didorong oleh peningkatan volume penjualan yang lebih tinggi dari bisnis pemrosesan bijih nikel, termasuk smelter baru PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), yang merupakan fasilitas peleburan saprolit (bijih nikel kadar tinggi) berbasis pirometalurgi (RKEF) yang menghasilkan feronikel, dan lini produksi tambahan dari PT Halmahera Persada Lygend (HPL), fasilitas pemurnian limonit (bijih nikel kadar rendah) berbasis hidrometalurgi (HPAL) untuk menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik.
Ditambah, sektor bisnis pertambangan, perusahaan mencatat kenaikan volume penjualan bijih nikel sebesar 98%, atau mencapai 15,38 juta wmt dibanding 7,77 juta wmt pada tahun 2022, yang terdiri dari saprolit sebanyak 6,30 juta wmt, naik 235% dari 1,88 juta wmt, dan limonit sebanyak 9,08 juta wmt, naik 54% dari 5,89 juta wmt.
Sementara itu, di sektor bisnis pengolahan dan pemurnian nikel, Harita Nickel pada tahun keuangan buku 2023 membukukan peningkatan produksi feronikel sebesar 300%, dari 25.372 ton di 2022 menjadi 101.538 ton di 2023, dan kenaikan produksi mixed hydroxide precipitate (MHP), yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik, sebesar 50%, dari 42.310 ton di 2022 menjadi 63.654 ton di 2023.
“Hal ini mencerminkan fokus strategi perusahaan untuk memperluas kemampuan produksinya dan memperkuat posisi di pasar,” pungkas Roy. (Shiddiq)