Beranda Berita Nasional Pemerintah Mengapresiasi Pelaku Industri yang Mendukung Upaya Pengurangan Emisi CO2

Pemerintah Mengapresiasi Pelaku Industri yang Mendukung Upaya Pengurangan Emisi CO2

2255
0
gaikindo
Ketua Umum APNI bersama Menteri Perindustrian, dan Ketua Umum Gaikindo. Dok: APNI/Syalom.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA–Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan, pemerintah mengapresiasi pelaku industri yang terus-menerus mendukung upaya pengurangan emisi CO2, baik dalam transisi Euro 4 dan dalam penggunaan B35, serta penerapan program percepatan tingkatan ekosistem elektrifikasi kendaraan bermotor.

Green community menjadi titik berat manufaktur untuk menghasilkan kendaraan yang ramah lingkungan dengan berbagai macam teknologi,” kata Agus dalam sambutan acara Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024 pada Jumat (8/3/2024).

Hal ini juga membuka kesempatan yang lebih lebar untuk mendukung kinerja ekspor dari industri otomotif Indonesia. Menurut Agus, dekarbonisasi ada banyak caranya dan banyak teknologinya.

“Kami di Kemenperin, dan Gaikindo juga, melakukan perhitungan. Misalnya, kalau kita hitung upaya pelaku industri dalam mendukung pengurangan CO2 itu cukup besar sekali,” ujarnya. 

Menindaklanjuti kesuksesan program tahun 2023, pemerintah menerbitkan insentif pajak PPN DTP atas pembelian kendaraan listrik roda empat dan bus. Kebijakan ini dituangkan dalam PMK 8 Tahun 2024.

“Sebagai tindak lanjut tersebut PMK tersebut, kami menetapkan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) mobil listrik dan bus listrik yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha atau industri dalam negeri,” tutur pria yang dilantik sebagai menteri pada 23 Oktober 2019 ini.

Pemerintah mengajak industri kendaraan niaga dalam negeri, khususnya industri niaga kendaraan yang menggunakan electric vehicle (EV) untuk mengikuti program PPN DTP tersebut. Program tersebut dapat diikuti dengan syarat memiliki TKDN hanya 20%. 

“Dengan adanya perubahan nilai TKDN dengan syarat minimal 20%, ini merupakan hal yang dapat dicapai oleh industri niaga kendaraan. Gunakanlah dan manfaatkanlah itu sekarang,” lanjut Agus. 

Menurutnya, dari waktu ke waktu pemerintah akan terus melakukan evaluasi terhadap minimum nilai TKDN. Populasi bus listrik di Indonesia sekarang baru 80 unit. 

“Hitung-hitungan kami, dari penggunaan 80 unit bus itu, kontribusinya terhadap penurunan emisi karbon sebesar hampir 4.000 ton per tahun,” paparnya dengan asumsi satu bus digunakan untuk 60.000 km/tahun, efisiensi bahan bakarnya 2,8 km/liter.

Jikalau, bus itu menggunakan solar, bus itu menghasilkan emisi CO2 sebesar 2,68 kg. Jadi, 80 unit bus, kita bisa mengurangi emisi CO2 sebesar 4000 ton.

Booth APNI
Ketua Umum APNI beserta staf APNI di booth acara GIICOMVEC. Dok: APNI/ Syalom.

Dalam kesempatan terpisah di sela-sela kunjungannya ke acara GIICOMVEC 2024, Ketua Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Komjen Pol. (Purn.) Drs. Nanan Soekarna, mengamini apa yang disampaikan Menteri Perindustrian tersebut.

“Kaitan dengan mobil listrik dalam pengurangan CO2 itu besar sekali. Namun, kita tidak hanya fokus dengan mobil listrik, namun juga mobil hibrid,” kata Nanan.

Menurutnya, penggunaan mobil hibrid akan sangat masif. 

“Nikel sebagai baterai akan jadi bahan pertimbangan industri mobil hibrid. Negara Eropa saja membuat mobil hibrid,” pungkasnya. Dalam acara yang diselenggarakan Gaikindo tersebut, Asosiasi Penambang Nikel Indonesia turut meramaikan dan membuka booth.

Acara ini akan diselenggarakan pada 7–10 Maret 2024 di Hall A dan Hall B Jakarta Convention Center (JCC). (Aninda)