NIKEL.CO.ID, JAKARTA–Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, Indonesia masih memiliki cadangan nikel yang besar lantaran lokasi yang berpotensi mengandung nikel masih cukup luas.
Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM, Rita Susilawati, mengatakan, dari total 2 juta hektare lahan yang berpotensi mengandung nikel, baru 800.000 hektar lahan yang dieksplorasi. Artinya, masih ada 1,2 juta hektar lahan yang mengandung nikel yang masih bisa digarap.
“Lokasi yang berpotensi greenfield nikel itu masih cukup luas. Saat ini baru 800.000 hektar saja yang sudah menjadi IUP sehingga masih ada potensi 1,2 juta hektar yang belum dieksplorasi,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Jumat (19/1/2024).
Eksplorasi juga didorong oleh Staf Khusus Kementerian ESDM, Prof. Irwandy Arif. Saat ditemui seusai salat Jumat di Kementerian ESDM (19/1/2024), dia mengatakan bahwa greenfield di seluruh Indonesia untuk beberapa komoditas memang masih banyak.
“Jadi, kalau misalnya untuk nikel segala macam ya wajar saja ada tawaran. Hanya terkadang sekarang bagaimana industri bisa masuk ke situ kan,” ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia senantiasa mendorong untuk melakukan eksplorasi untuk menambah cadangan sumber daya nikel yang ada di Indonesia.
“Dari pemerintah selalu ada dorongan eksplorasi. Kita kan selalu menganjurkan. Udah lah ambil daerah baru. Lakukan eksplorasi. Ini memang hanya bisa dilakukan oleh perusahaan yang kuat ekonominya,” lanjutnya.
Berdasarkan paparan Sekretaris Umum (Sekum) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) pada 20 September, 2023, total sumber daya nikel adalah 174,2 juta ton kandungan Ni dan 34% dari sumber daya ini atau 60 juta ton memiliki kadar Ni > 1,7%. 1,7% yang dibutuhkan oleh sebagian besar smelter di Indonesia.
Total Cadangan adalah 55,1 juta ton kandungan Ni dan sebanyak 48% dari Cadangan atau 26,31 juta ton memiliki kadar Ni > 1,7% yang dibutuhkan oleh sebagian besar smelter di Indonesia. (Aninda)