
NIKEL.CO.ID, Jakarta–Ledakan smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah pada penghujung tahun 2023 mengejutkan banyak pihak. Korban jiwa yang tewas sebanyak 21 orang sedangkan korban luka-luka sebanyak 38 orang.
Korban jiwa yang tewas sebanyak 13 pekerja Indonesia, sementara 8 lainnya tenaga kerja asing (TKA) asal Cina. Ledakan tungku smelter milik PT ITSS sendiri terjadi pada Minggu (24/12) sekitar pukul 05.30 Wita. Ledakan terjadi tepatnya di lantai dua dan lantai tiga kawasan smelter PT ITSS.
“Ya, kita harus lakukan tadi ya di sektor itu yang tidak terintegrasi dengan ESDM. Jadi smelternya bukan di ESDM,” ujar Menteri Arifin Tasrif pada acara Konferensi Pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 di Gedung Sarulla, Kementerian ESDM, Jakarta pada Senin (15/1/2024)
Smelter tersebut adalah industri standalone yang tidak terintegrasi di ESDM. Adapun arti dari standalone adalah bisnis yang berdiri sendiri atau mandiri. Tidak terkait langsung dengan pertambangan atau mulut tambang.
“Tapi kita monitor juga. Hasil evaluasinya bisa disampaikan kepada kita,” ujarnya terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Sebelumnya Komisi VII DPR RI berencana memanggil PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terkait insiden meledaknya tungku smelter di Morowali.
“Kita akan masuk masa sidang tanggal 16 dan akan dijadwalkan pemanggilan untuk mereka (PT ITSS dan Kemenperin),” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno, dalam agenda Menakar Masa Depan Energi yang Berkeadilan di Kawasan Industri Berbasis Nikel yang terlaksana di Hotel Le Meridien, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2024) seperti dikutip dari Kontan.co.id. (Aninda)