NIKEL.CO.ID, Jakarta–Shanghai Metal Market (SMM) akan mengadakan konferensi bertajuk ASEAN Nickel & Chromium & Manganese & Stainless Steel Industry Chain Summit 2023. Acara ini akan diadakan di Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali pada 27–29 November 2023.
Acara yang akan berlangsung tiga hari ini akan dibuka dengan Kompetisi Golf yang dihadiri oleh perwakilan dari 300 negara di seluruh dunia. Lalu, acara konferensi akan dimulai keesokan harinya pada pukul 09.00 Wita.
Konferensi kali ini akan menampilkan lebih dari dua puluh pembicara kelas dunia, di antaranya Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (Sekum APNI, Meidy Katrin Lengkey, President Director PT Trimegah Bangun Persada (TBP), Roy Arman Arfandy, Senior Vice President SMM, Logan Lu, Senior Nonferrous Consulting Manager SMM, Izzy Huo, dan General Manager and Head, Sales and Marketing, Odisha Mining Corporation, Vivek Nishant Nath.
Meidy, selaku perwakilan dari Indonesia, akan menjadi pembicara hari ketiga pukul 10.00 Wita, yaitu diskusi panel yang berjudul “Tinjauan Asosiasi Penambang Indonesia untuk Mendukung Daur Ulang Bahan Baterai”. Dia akan menjadi pembicara berbarengan dengan Head of Business Development and Risk Management Ceria Nugraha Indotama, Aldo Namora.
Konferensi ini akan fokus membahas lima poin, yaitu diskusi tentang arah energi baru nikel dan sektor permintaan hilir, prospek pasokan dan permintaan untuk baja nirkarat nikel kromium mangan sepanjang tahun: peningkatan pasokan yang signifikan dan penurunan permintaan baja nirkarat, perubahan mekanisme penetapan harga untuk nikel dan produk terkait di China dan bahkan secara global, industri nikel yang makmur di Indonesia dan arah baru pengembangan baja nirkarat global, dan dampak energi tradisional dan energi baru terhadap pasar baja tahan karat nikel.
Acara ini diadakan mengingat situasi ekstrem harga nikel pada tahun 2022 yang telah memicu restrukturisasi rantai industri nikel. Dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan eksplosif sektor paduan dan peningkatan permintaan baja tahan karat seri 300 karena peningkatan konsumsi sekali lagi telah mendorong peningkatan produksi akhir nikel menengah dan nikel primer lokal di Indonesia. (Aninda)