Beranda Asosiasi Pertambangan APNI-SMM Gelar “ASEAN Ni, Cr, Mg, & Stainless Steel Industry Chain Summit...

APNI-SMM Gelar “ASEAN Ni, Cr, Mg, & Stainless Steel Industry Chain Summit 2023”

525
0
Ilustrasi tambang nikel (Foto: Istimewa)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Fluktuasi harga nikel global hingga sekarang ini cukup menarik perhatian beberapa tahun belakangan ini, bahkan pada akhir Maret 2022 menyentuh lebih dari US$100 ribu lebih per ton dan cukup membuat panik dunia. Situasi ekstrem tersebut telah memicu restrukturisasi rantai industri nikel.

Dengan predikat sebagai salah satu negara dengan sumber daya nikel terbesar di dunia, Indonesia juga telah berhasil memanfaatkan peluang ini dengan melaksnakan hilirisasi nikel. Dalam dua tahun terakhir, terjadi pertumbuhan eksplosif di sektor paduan dan peningkatan permintaan baja nirkarat (stainless steel) seri 300. Peningkatan konsumsi tersebut tentu telah mendorong peningkatan produksi intermediate nickel dan nikel primer lokal di Indonesia.

Tumbuhnya surplus di pasar nikel dunia telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan praktisi industri ini. Oleh sebab itu, perlu dilakukan dialog dan sharing yang lebih lagi antara pelaku industri di China agar timbul kesepahaman tentang masa depan dan arah pengembangan industri nikel saat ini maupun yang akan datang.

BACA: MOU APNI-SMM Soal INPI Ditandatangani November 2023

Sekretaris Umum (Sekum) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, mengatakan, APNI dan Shanghai Metals Market (SMM) mengupayakan terjadinya dialog industri nikel di China dan Indonesia. Tujuannya, agar para praktisi memahami arah perkembangan industri logam saat ini dan ke depan.  

“Kami akan mewadahinya dalam suatu event bertajuk ASEAN Nickel, Chromium, Manganese, and Stainless Steel Industry Chain Summit 2023, di Bali, 28-29 November 2023,” ujarnya.

Ia menambahkan, lebih dari 20 pembicara dan lebih dari 300 perwakilan dari seluruh dunia akan berpartisipasi dalam konferensi tingkat tinggi (summit) tersebut dengan beragam topik yang terkait dengan industri nikel.  

Topik-topik diskusi antara lain tentang arah energi baru nikel dan sektor permintaan hilir dan prospek pasokan dan permintaan untuk baja tahan karat, nikel, kromium, dan mangan sepanjang tahun, yang akan secara detail membahas peningkatan pasokan yang signifikan dan penurunan permintaan baja tahan karat.

Perubahan mekanisme penetapan harga untuk nikel dan produk terkait di China, bahkan secara global akan menjadi bahasan yang menarik dengan para pemateri yang berpengalaman dalam industri baja tahan karat, nikel, kromium, dan mangan.

Sebagai pemilik cadangan nikel dan sepuluh besar teratas penghasil nikel dunia, tentu saja industri nikel Indonesia dan arah baru pengembangan baja nirkarat global akan menjadi pembahasan yang seksi bagi kalangan industri mineral logam saat ini. Dan, dampak energi tradisional dan energi baru pada pasar baja tahan karat nikel juga diperkirakan akan menjadi bahasan yang “hot” di antara para pemateri. (Rusdi)

Peserta dapat mendaftar melalui: