
NIKEL.CO.ID, 26 SEPTEMBER 2023 – Perusahaan Distributor alat berat dan Pertambangan, PT United Tractors Tbk (UT) meraih rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) dengan predikat gedung perkantoran swasta pertama di Indonesia dan pemberian sertifikat Greenship Net Zero Healthy Building.
Hal ini diraih atas komitmen UT dalam menyediakan fasilitas terbaik melalui pembangunan gedung yang memberikan dampak positif terhadap kesehatan, kenyamanan, dan lingkungan sekitar.
Presiden Direktur UT, Frans Kesuma pada 28 Agustus 2023, menerima sertifikat Greenship Net Zero Healthy Building langsung dari Green Building Council Indonesia (GBCI) yang merupakan organisasi independen non-pemerintah dan tidak berorientasi profit, dan memilih komitmen penuh untuk pendidikan publik dalam menerapkan praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan yang berkelanjutan.
Head of Corporate Governance and Sustainability Division UT, Sara K. Loebis, menyampaikan, langkah baik yang telah UT jalankan saat ini merupakan inisiatif perusahaan dalam mengedepankan prinsip berkelanjutan dengan mengimplementasikan aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG).
Menurutnya, ini sebagai salah satu strategi korporasi dalam mengatasi pemanasan global, UT telah menerapkan prinsip sustainability dalam setiap kegiatan operasional bisnis, salah satunya seperti melakukan efisiensi energi serta penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan tetap memaksimalkan kesehatan dan kenyamanan ruang kerja.
“Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan. Harapannya, inisiatif ini bisa memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan lingkungan,” sebut Sara K. Loebis melalui surat elektronik yang diterima nikel.co.id, Selasa, (26/9/2023).
Dia menjelaskan, beberapa indikator dalam penilaian peringkat sertifikat Net Zero Healthy Building diantaranya, sudah menaati izin regulasi sebuah bangunan (Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Upaya Pengelolaan Lingkungan, dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup), memaksimalkan kesehatan dan kenyamanan penerangan, termal.
Selain itu, pergantian udara segar di ruangan, melakukan efisiensi energi dan konservasi pada tata cahaya dan udara dalam ruang, serta upaya melakukan balancing neraca karbon keseluruhan gedung yang mencangkup pemasangan rooftop pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Termasuk pemakaian Renewable Energy Certificate (REC), dan melakukan penghijauan dengan luas area hijau landscape berupa vegetasi pada bangunan keseluruhan mencapai 40% dari luas bangunan dimana terdapat 38 jenis pohon yang mampu menyerap karbon.
Lebih lanjut, Sara K. Loebis, memaparkan, dalam meraih Sertifikat Greenship Existing Building merupakan langkah UT dalam membangun keberlanjutan.
Pemberian sertifikat Greenship Existing Building oleh GBCI dengan predikat Platinum pada kategori Greenship New Building dan Existing Building.
Hal ini merupakan pencapaian konkret bahwa UT senantiasa terus berkomitmen dalam membangun masa depan yang lebih hijau untuk bumi dengan menciptakan infrastrukstur yang berkelanjutan.
Adapun Greenship Existing Building merupakan sertifikat yang diberikan kepada bangunan dengan konsep green building berdasarkan kualifikasi dan berhasil mempertahankannya sejak awal operasional kantor sampai saat ini. Dimana, tahun sebelumnya UT berhasil mendapatkan sertifikat Greenship New Building saat awal pembangunan gedung UT Head Office.
Persyaratan dalam memenuhinya sertifikasi itu antara lain, memiliki luas minimum lahan lebih dari 2.500 m2, taat terhadap aturan lingkungan dan bangunan.
Selain itu, penilaian yang digunakan dalam Greenship Existing Building terdiri dari beberapa kategori, yakni tepat guna lahan (ASD), konservasi dan efisiensi energi (EEC), konservasi air (WAC), material resources and cycle (MRC), kenyamanan dan kesehatan dalam ruangan (IHC), dan building environment management (BEM).
Untuk UT itu sendiri telah menerapkan beberapa desain eksterior maupun interior yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan dan sustainable seperti, pelataran dalam yang ditinggikan di tengah gedung 10 lantai agar menjadi oasis bagi cahaya alami dan udara segar mengalir ke seluruh area pembangunan.
“(Sehingga) ruang ini dapat menghemat energi dengan mengintegrasikan fasad panel fotovoltaik (panel surya), memasang dinding hijau, dan mendaur ulang air dengan sistem pengolahan air yang ramah lingkungan,” jelasnya.
Sara K. Loebis menuturkan, dari segi Appropriate Site Development, UT memiliki luas area hijau mencapai 10.399 m2 atau setara dengan 44% luas area yang terdiri dari lahan hijau, vertical garden, dan roof garden.
Sehingga dengan area hijau yang luas di area perkantoran, UT mendorong karyawannya untuk menerapkan hidup sehat sekaligus mendukung program pengurangan penggunaan kendaraan bermotor dengan menyediakan 100 slot parkir khusus sepeda.
“UT juga mengusung konsep zero run off untuk mengurangi volume limpasan air hujan sehingga tidak membebani volume drainase kota,” tuturnya.
Menurutnya, hal itu tidak hanya mengutamakan kenyamanan bagi para karyawannya, UT juga berkomitmen dalam menciptakan lingkungan positif serta berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
“Karena, arti keberlanjutan bagi UT tidak hanya sekadar menyediakan produk dan layanan berkualitas, melainkan juga memberi nilai tambah bagi para pemangku kepentingan yang selaras dengan value chain, kelestarian lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas,” urainya. (Shiddiq)