Beranda Korporasi Strategi Ciptakan Nilai, MBMA Ekspansi Kuasai Aset Tambang Nikel

Strategi Ciptakan Nilai, MBMA Ekspansi Kuasai Aset Tambang Nikel

2067
0

NIKEL.CO.ID, 12 JULI 2023 – Ekspansi Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA) (kode emiten MBMA) dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham dengan menguasai berbagai aset di sektor hilir pertambangan nikel untuk bahan baku baterai kelas 1 dan mendorong pertumbuhan ekosistem rantai kendaraan bermotor listrik. 

Upaya ini terlihat setelah MBMA pada 6 Juni 2023 yang dikutip dalam siaran pers MBMA, berhasil mengakuisisi kepemilikan 60% saham di PT Huaneng Metal Industry (HNMI), yang memiliki fasilitas konversi high-grade nickel matte (HGNM) berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

“Sebagai bagian dari strategi MBMA untuk menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya, Perseroan terus mengevaluasi proyek ekspansi hilir untuk menghasilkan bahan baku baterai Kelas 1,” bunyi siaran pers tersebut. 

Hal ini sebagai suatu produk bernilai tambah, yang berperan signifikan dalam mendorong pesatnya pertumbuhan ekosistem rantai nilai kendaraan bermotor listrik dan merupakan suatu upaya penting menuju transisi energi.

HNMI didirikan dan dibangun oleh Eternal Tsingshan Group Limited (Tsingshan) dan telah beroperasi dengan tingkat produksi yang stabil sejak tahun 2022. 

HNMI memproses low-grade nickel matte (LGNM) yang diproduksi oleh smelter RKEF, dengan mengurangi kandungan besi, untuk menghasilkan HGNM yang mengandung lebih dari 70% nikel. 

Berdasarkan pencapaian sebelumnya, HNMI telah mempertahankan tingkat produksi tahunan sebesar 50.000 ton nikel dalam nikel matte. 

Belakangan, para produsen HGNM di IMIP telah mencapai margin tambahan di atas nickel pig iron, dengan tingkat payability yang lebih tinggi pada basis nikel per ton. 

Aset-Aset Yang Dikuasai MBM

Menilik penguasaan aset sebagai strategi bisnis PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM) hingga saat ini telah memiliki sejumlah portofolio aset bisnis yang berkualitas tinggi dalam rantai nilai mineral strategis dan bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/EV) yang terletak di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, Indonesia. 

Adapun beberapa aset-aset bisnis MBM yaitu, Tambang SCM (Sulawesi Cahaya Mineral) (51,0% MBM; 49,0% Tsingshan) yang merupakan salah satu sumberdaya dengan kandungan nikel terbesar di dunia yang mengandung sekitar 13,8 juta ton nikel (kadar 1,22% Ni) dan 1,0 juta ton kobalt (kadar 0,08% Co). 

Tambang SCM pada awalnya dimiliki oleh Rio Tinto dan merupakan tambang terbuka yang besar, dekat dengan permukaan, dan berbiaya rendah, dalam konsesi seluas 21.100 hektar. 

Tambang SCM memiliki sumberdaya nikel limonit yang kaya, dengan komposisi campuran antara nikel limonit (77%) dan nikel saprolit (23%). 

Bijih nikel limonit adalah bahan baku yang digunakan dalam produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) melalui teknologi pemrosesan High Pressure Acid Leach (HPAL) yang kemudian dapat diiubah menjadi nikel sulfat untuk digunakan dalam produksi baterai kendaraan bermotor listrik. 

Kemudian, Smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) (50.1% MBM, 49.9% Tsingshan). Dua smelter nikel RKEF (PT Cahaya Smelter Indonesia/CSI dan PT Bukit Smelter Indonesia/BSI) yang telah beroperasi memproduksi Nickel Pig Iron (NPI) di Kawasan Industri Morowali (IMIP). 

Baik CSI dan BSI masing-masing memiliki kapasitas produksi sebesar 19.000 ton nikel dalam bentuk NPI per tahun. 

Saat ini, smelter ketiga (PT Zhao Hui Nickel/ZHN) sedang dalam tahap pembangunan dengan kapasitas yang diharapkan sebesar 50.000 ton nikel dalam bentuk NPI per tahun. 

MBM berencana untuk meningkatkan nilai tambah dalam bisnis hilir dengan memodifikasi salah satu lini produksi smelter RKEF yang ada dan memasang konverter pada smelter ZHN untuk memproduksi nikel matte kadar tinggi.

Proyek Acid Iron Metal (AIM)

Pabrik pengolahan modern yang akan mengolah bahan baku pirit kadar tinggi dari Tambang Tembaga Wetar yang dimiliki oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (Merdeka) yang merupakan pemegang saham pengendali Perusahaan untuk menghasilkan asam dan uap yang digunakan di pabrik HPAL, dan juga memproduksi logam lain seperti tembaga, emas, dan besi.

Proyek AIM dimiliki oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia, perusahaan patungan yang dimiliki 80% oleh MBM dan 20% oleh Tsingshan. 

Selanjutnya, Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) merupakan usaha patungan antara MBM (32%) dan Tsingshan (68%) untuk mengembangkan sekitar 3.500 hektar kawasan industri nikel, dengan fokus pada teknologi pemrosesan HPAL untuk logam baterai di dalam wilayah konsesi SCM. 

Pabrik HPAL adalah aset MBM yang rencananya untuk mengembangkan dua pabrik HPAL di IKIP yang masih dalam tahap diskusi dengan calon mitra MBM.

Pabrik HPAL akan meningkatkan penetrasi MBM lebih jauh pada rantai nilai mineral strategis dan baterai kendaraan bermotor listrik dan diharapkan dapat mengolah bijih limonit dari tambang SCM dengan kapasitas yang direncanakan masing-masing 120 ktpa Ni dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). 

Adapun aset lainnya yang dimiliki adalah jalan angkut khusus 50km yang menghubungkan tambang SCM dan IMIP, dan konsesi penambangan batu kapur seluas 500 hektar.

Mengenai MBM dan Kemajuan Perusahaan

MBM adalah anak perusahaan Merdeka dengan kepemilikan sebesar 59,9%. Merdeka mengakuisisi aset-aset MBM melalui serangkaian transaksi yang diselesaikan pada Mei 2022. Sejak saat itu, MBM telah membuat kemajuan yang signifikan. 

Kemajuan itu antara lain, mengembangkan rangkaian proyek hilir yang tidak berisiko dan didukung oleh aset hulu yang berumur panjang (tambang SCM). 

Menjalin dan meningkatkan kemitraan strategis dengan pemimpin global dalam pengembangan dan manufaktur baterai, seperti CATL (5% pemegang saham Merdeka), Huayou Cobalt, dan Tsingshan). 

Selain itu, MBM menginvestasikan modal yang signifikan pada 50km jalan angkutan khusus yang strategis untuk meningkatkan jalur transportasi antara tambang SCM dan IMIP. 

Selanjutnya, membentuk tim manajemen kelas dunia untuk memimpin MBM ke fase pertumbuhan selanjutnya.

Pada awal Januari 2023, Merdeka mengumumkan sejumlah opsi pasar modal yang terbaik bagi MBM untuk mewujudkan ekspansi hilirnya, salah satunya adalah usulan untuk melepas saham MBM ke lantai Bursa Efek Indonesia, sebagai anak perusahaan yang menjadi perusahaan publik.

Pendirian perusahaan bahan baku baterai yang terdaftar dan terintegrasi secara vertikal dengan signifikansi secara global akan memaksimalkan nilai portofolio aset berkualitas tinggi dan akan memberikan akses ke modal baru untuk memungkinkan MBM mewujudkan proyek ekspansi hilir. (Shiddiq)