NIKEL.CO.ID, 5 Desember 2022 – Anggota Komisi Vll DPR RI Mukhtarudin mendukung Jepang untuk berinvestasi pada pengembangan proyek kendaraan mobil listrik dan baterai Electric Vehicle (EV) di Indonesia.
Hal itu berdasarkan langkah Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mengajak Jepang untuk berinvestasi di Indonesia pada sektor industri kendaraan listrik.
“Tentu kita dukung Jepang untuk meningkatkan investasi, terutama dalam manufaktur mobil listrik dan produksi baterai,” ucap Mukhtarudin yang dikutip halaman resmi DPR RI, dpr.go.id, Senin (5/12/2022).
Menurut Mukhtarudin, antara Indonesia dan Jepang selama ini telah memiliki hubungan yang terjalin baik dalam kerja sama pengembangan industri otomotif.
“Termasuk mendorong percepatan produksi kendaraan yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Politisi Senayan asal Fraksi Partai Golkar itu menjelaskan bahwa Jepang dan Indonesia saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai standardisasi dan regulasi teknis yang diimplementasikan di kedua negara.
“Salah satunya adalah pemanfaatan energi baru terbarukan (biofuel),” tukasnya.
Sebelumnya, dukungan Mukhtarudin itu dilatarbelakangi oleh Kunjungan Kerja Presiden Japan – Indonesia Association (Japinda)/Mantan Perdana Menteri Jepang 2007 – 2008, Yasuo Fukuda yang diterima langsung Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian beberapa hari lalu.
Adapun pertemuan itu membahas kerja sama ekonomi, pengurangan emisi karbon, konservasi lingkungan dan kerja sama pengembangan baterai EV maupun kendaraan listrik dan kerja sama infrastruktur.
Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam Kompas100 Forum CEO Tahun 2022 di Istana Negara Merdeka Jakarta mengatakan bahwa Indonesia mempunyai semua bahan untuk membangun ekosistem electric vehicle (EV) kecuali lithium.
Untuk lithium, Presiden Jokowi telah menyampaikan ke PM Australia Anthony Albanese untuk bekerjasama dalam penyediaan lithium. Menurutnya perusahaan tambang Indonesia sudah ada yang membangun tambang di Australia.
“Ini strategis benar melakukan intervensi seperti itu sehingga ekosistem besar yang ingin kita bangun, jadi,” ucap Jokowi dikutip laman resmi YouTube Setneg, Senin (5/12/2022).
Selain itu, Presiden menerangkan bahwa tahapan dalam membangun ekosistem besar yang perlu dipenuhi adalah membangun integrasi yang cukup sulit. Karena berbagai bahan baku tambang berada di wilayah yang berbeda-beda, seperti tembaga di Papua, Sumbawa, nikel di Sulawesi Tenggara, Bauksit di Kalimantan Barat dan Kepri.
“Mengintegrasikan ini sebuah barang yang tidak gampang sehingga jadi sebuah ekosistem itu. Inilah yang terus saya mati-matian, ini harus jadi, karena inilah yang akan melompatkan kita, meloncat live rock menuju ke peradaban yang lain, saya mati-matian untuk ini,” terangnya.
Presiden menjamin kepada Menteri Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia bahwa investor yang akan datang ke Indonesia untuk mencari dan membeli EV baterai ketika strategi itu dapat terlaksana dengan baik dan benar.
Dia juga menegaskan bahwa Indonesia mempersilahkan para investor untuk menjalin hubungan kerjasama baik dengan private sector maupun BUMN.
“Sehingga jangan sampai kita ini ditinggal. Ini kuncinya disitu tadi, di Amerika Latin, mereka membuka investor sendirian bertahun-tahun menikmati teknologi nggak ada transfernya sehingga tidak ada ketergantungan itu,” tegasnya.
Presiden memprioritaskan untuk membangun satu ekosistem itu saja dulu baru ekosistem lainnya.
“Kalau ini jadi percaya saya, perkiraan saya 2026 – 2027 kita sudah kelihatan lompatannya. Ini akan kelihatan, akan berbondong-bondong masuk industri,” cetusnya.
Menurutnya, industri otomotif seperti kendaraan motor listrik, mobil listrik itu akan menggantikan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil lebih dari 50% dari demand atau permintaan pasar.
“Inilah yang harus kita tangkap. Begitu ini jadi, hitung-hitungan, saya hitung berapa sih 60% mobil listrik, kendaraan listrik akan tergantung kepada EV baterai kita 60% dari pangsa pasar yang ada di dunia,” pungkasnya. (Shiddiq)