NIKEL.CO.ID – Nikel merupakan salah satu komoditas tambang yang sangat berguna dan dapat dimanfaatkan di mana-mana. Nikel adalah logam yang keras namun bisa dibentuk, tahan karat, dan sifat fisik serta mekanisnya bisa tetap bertahan meski berada dalam suhu yang ekstrem. Karena sifatnya itulah nikel hadir di berbagai macam barang seperti uang logam, mobil, baterai, telepon genggam, hingga peralatan makan. Seiring bertambahnya waktu dapat mempengaruhi kebutuhan nikel yang menjadi semakin tinggi.
Nikel mulai diperdagangkan di pasar dunia pada 1979 dan memulai kejayaannya pada 1989. Sejak saat itu animo pasar nikel terlihat begitu tinggi, namun menjelang akhir dekade 1990-an stok nikel menjadi terbatas karena banyaknya permintaan dunia. Harga nikel dunia bahkan mencapai titik terendahnya pada November 1998 dengan hanya mencapai US$3.860 per ton. Harga tersebut dikeluarkan oleh London Metal Exchange (LME) yang merupakan bursa berjangka komoditas logam terbesar di dunia.
Sebagai akibat dari stok nikel dunia yang terbatas, para pebisnis nikel dunia mulai bergegas untuk melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia untuk mencari cadangan baru sekaligus meningkatkan kapasitas produksi. Dilansir dari Internal Magazine PT Vale Indonesia Tbk pada Juli 2013, secara perlahan area Finlandia dan Britania Raya mampu menyumbangkan stok nikel dunia hingga 48 persen atau sebesar 60.000 metrik ton. Sedangkan area Australia dan Kaledonia Baru menyumbangkan stok nikel dunia hingga 39 persen atau 35.000 metrik ton.
Harga nikel dunia kembali meningkat dan sejak 2005 kebutuhan Cina terhadap baja antikarat melesat hingga 15,4 persen dari volume produksi nikel dunia. Angka tersebut terus bertambah seiring bertambahnya waktu dan pada Maret 2007 harga nikel di LME pernah mencapai harga tertinggi hingga menembus US$52.179 per ton. Bagaimana tidak, pada saat itu konsumsi nikel industri baja antikarat Cina menyerap sekitar 2/3 permintaan nikel dunia ketika AS dan Eropa dilanda paceklik, sehingga permintaan Cina menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pasar nikel dunia. LME mencatat bahwa sejak 2012 telah terjadi surplus stok nikel sebanyak 141.690 metrik ton sehingga tingginya surplus ini dapat menekan harga nikel dunia yang semakin tinggi mengingat permintaan pasar nikel dunia terkonsentrasi ke Cina.
Hingga kini menjelang akhir tahun 2020 pun pasar nikel dunia masih terkonsentrasi ke Cina. Dilansir dari bisnis.com, pemulihan ekonomi di Cina di tengah pandemi dunia dan adanya prospek kenaikan permintaan juga akan menjadi katalis positif yang mengerek naik harga nikel di sisa tahun ini. Berdasarkan data dari London Metal Exchange pada Rabu (28/10/2020), harga nikel dunia kembali terpantau naik 1,39 persen menjadi US$15.819 per ton yang sebelumnya berada pada harga US$15.602.
Perkembangan harga nikel dunia selama 3 dekade terakhir mungkin terlihat seperti roller coaster, namun secara umum harga nikel terus membaik seiring dengan bertambahnya waktu dan pertumbuhan ekonomi dunia. Kebutuhan nikel sebagai bahan baku tentunya tidak bisa diganti seperti halnya energi, yang mana batubara dapat menggantikan peran dari gas dan minyak bumi atau sebaliknya.
Sumber: duniatambang.co.id