NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Harita Nickel memanfaatkan terak (slag) nikel sebagai media tanam untuk mendukung kegiatan reklamasi lahan bekas tambang. Langkah ini menjadi salah satu inovasi perusahaan dalam mengubah limbah tambang yang sebelumnya tidak terpakai menjadi produk yang bermanfaat, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Vice President OHS & Management System of Harita Nickel, Supriyanto, mengatakan, terak nikel dihasilkan dari proses rotary kiln electric furnace (RKEF) atau teknologi panas api (pirometalurgi).
“Slag nikel ini, setelah menjadi sisa yang tidak terpakai, dilakukan treatment sehingga bentuknya menjadi butiran, mirip pasir. Selanjutnya, bahan ini dicampur dengan bahan organik tertentu dan diteliti lebih lanjut agar bisa dijadikan media tanam,” jelas Supriyanto kepada Media Nikel Indonesia (www.nikel.co.id) di acara “Transformasi Industri Smelter dan Logam Pertambangan di Indonesia”, Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Ia mengungkapkan, bahwa terak nikel sebagai media tanam digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman yang diwajibkan dalam kegiatan reklamasi tambang Harita Nickel. Selain itu, sisa hasil produksi itu juga dimanfaatkan untuk membuat artificial reef atau terumbu karang buatan, memperluas manfaatnya tidak hanya untuk lahan reklamasi tetapi juga ekosistem laut.
“Jadi, daripada dibuang percuma, masih banyak yang bisa dimanfaatkan dari slag nikel selain media tanam,” tambahnya.
Selain inovatif, pemanfaatan terak nikel menunjukkan komitmen Harita Nickel dalam menerapkan prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial serta lingkungan. Penggunaan terak nikel menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk mendukung reklamasi lahan pascatambang secara efektif.
Dengan pemanfaatan slag nikel sebagai media tanam, Harita Nickel tidak hanya mengoptimalkan limbah tambang, tetapi juga mendukung reklamasi lahan pascatambang dan pelestarian lingkungan, termasuk pemulihan ekosistem melalui pembuatan terumbu karang buatan. (Tubagus)
