Beranda Berita Nasional Ketum APNI Tekankan Integritas dan Kesepakatan Nasional dalam Pembukaan IMCC 2025

Ketum APNI Tekankan Integritas dan Kesepakatan Nasional dalam Pembukaan IMCC 2025

157
0
Ketua Umum APNI, Komjen Pol. (Purn.) Drs. Nanan Soekarna (Foto: MNI/Tb)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Indonesian Mine Closure Conference (IMCC) 2025 resmi dibuka di The Energy Building, Soehana Hall, SCBD, Jakarta, Selasa (18/11), dengan penekanan kuat pada integritas, kolaborasi, dan tanggung jawab industri dalam penutupan tambang (mine closure).

Ketua Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Komjen Pol. (Purn.) Drs. Nanan Soekarna, menyampaikan opening remarks pada hari pertama konferensi dua hari tersebut. Dalam sambutannya, Nanan menegaskan bahwa sektor pertambangan Indonesia saat ini memasuki babak penentu.

“Indonesian mining sector is entering a defining chapter now,” ujarnya merujuk pada empat isu utama yang tengah dihadapi industri: review IUP secara luas, pengetatan regulasi, ekspektasi ESG global yang makin tinggi, serta tuntutan transparansi rehabilitasi tambang.

Menurut jenderal polisi berbintang tiga itu, situasi ini mungkin terasa berat bagi sejumlah pelaku industri, tetapi ia menegaskan bahwa momen tersebut bersifat transformasional.

“Karena, saat ini Indonesia tidak hanya dituntut untuk mengeksploitasi sumber daya alam, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab. Penutupan tambang merupakan ujian akhir integritas. Hal itu mencerminkan siapa kita ketika aktivitas pertambangan berhenti dan warisan apa yang kita pilih untuk ditinggalkan,” ujarnya.

Ia menekankan, penutupan tambang bukan sekadar prosedur teknis, tetapi juga bersifat strategis, moral, dan berdampak pada peradaban.

“Menutup tambang dengan benar adalah kepatuhan. Membangun warisan dengan bertanggung jawab adalah kepemimpinan,” tegasnya berulang kali.

Menurut dia, konferensi yang berlangsung dua hari itu sebagai arena kesadatan nasional (arena of national awareness). Pada hari pertama dibahas mengenai tantangan industri, arah kebijakan, kesiapan operasional, serta aspek pembiayaan dan legalitas. Selanjutnya, hari kedua akan berfokus pada isu ESG, dampak sosial, konservasi lahan dan air, reklamasi progresif, serta kajian nasional dan internasional.

https://event.cnfeol.com/en/event/339

Ia menegaskan bahwa konferensi ini bukan sekadar ajang pertukaran dokumen.

“Konferensi ini bukan sekadar pertukaran dokumen, tetapi kita membangun pemahaman bersama,” ujarnya.

Sebagai pemimpin APNI, Wakapolri periode 2011-2013 itu menyoroti tiga kompas moral bagi industri:

  1. Values for value: Nilai-nilai adalah fondasi manfaat. Tanpa nilai, value tidak memiliki legitimasi;
  2. Full commitment, no conspiracy: komitmen harus dilakukan tanpa agenda tersembunyi. “Trust cannot be negotiated, it must be earned,” katanya; dan
  3. Integrity defender: Keberanian menjaga apa yang benar, baik secara teknis, etis, maupun sosial. Karena dalam penutupan tambang, keberanian bukan bagian dari prosesnya. Keberanian adalah prosesnya.

Dia menyampaikan tiga harapan terhadap hasil konferensi ini:

  • Kesepakatan antara pemerintah, industri, dan komunitas;
  • Kejelasan arah dan standar yang selaras dengan global benchmark; dan
  • Optimisasi agar penutupan tambang dilihat bukan sebagai tekanan, tetapi peluang untuk memperkuat ekosistem, mendukung transisi ekonomi, dan meningkatkan reputasi Indonesia.

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi, transparansi, dan partisipasi, namun mengingatkan bahwa tiga hal itu tidak mungkin tercapai tanpa kejujuran, integritas, dan trust.

https://indonesiamineclosure.com/#buy-tickets

“Tanpa tiga itu, nonsense. Keluar sini, gitu lagi, gitu lagi,” ujarnya.

Nanan menolak anggapan bahwa penutupan tambang bertujuan melemahkan industri.

“Penutupan tambang hadir untuk menaikkan kelas industri. Mine closure challenges are not obstacle, they are catalyst. Catalyst for integrity, accountability, and national credibility,” katanya.

Ia menutup sambutannya dengan ajakan untuk memasuki konferensi ini dengan semangat kejujuran, kolaborasi, dan keberanian.

“Biar kita membangun bukan hanya praktik penutupan yang lebih baik, tetapi juga legacy pembangunan yang lebih baik untuk Indonesia,” pungkasnya. (Shiddiq)