
NIKEL.CO.ID, JAKARTA — PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk. (Sumber Mineral), anak usaha dari PT Sumber Global Energy Tbk., memperluas kiprahnya di sektor hilirisasi nikel melalui kemitraan strategis dengan PT Hengsheng New Energy Material Indonesia. Dalam kerja sama ini, Sumber Mineral juga mengakuisisi sebagian saham Hengsheng untuk memperkuat rantai pasok hilirisasi nikel nasional sekaligus mendorong pengembangan industri energi baru terbarukan.
Sumber Mineral menandatangani perjanjian kemitraan strategis (strategic partnership agreement) dengan PT Hengsheng New Energy Material Indonesia (Hengsheng) pada Jumat (31/10/2025). Direktur Sumber Mineral, Hu Bo, menegaskan, langkah tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkokoh posisi di peta global industri mineral.
“Sumber Mineral ingin berada di garis depan transformasi industri mineral Indonesia dengan strategi hilirisasi yang kokoh dan berorientasi pada keberlanjutan,” ujar Hu Bo dalam keterangan resminya, Minggu (2/11/2025).

Melalui kolaborasi ini, Sumber Mineral dan Hengsheng akan mengembangkan fasilitas smelter converter yang mampu mengolah low-grade nickel matte menjadi high-grade nickel matte, bahan utama dalam produksi baterai kendaraan listrik dan teknologi energi bersih. Proyek tersebut diharapkan dapat mendukung visi pemerintah dalam memperkuat hilirisasi mineral dan meningkatkan nilai tambah nikel di dalam negeri.
PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk., yang berdiri 19 Oktober 2016, dikenal sebagai perusahaan perdagangan besar logam dan bijih, perdagangan pasir dan nikel, perdagangan besar semen, kapur, pasir, batu, perdagangan besar bahan bakar padat cair dan gas serta produk-produknya. Sementara itu, PT Hengsheng New Energy Material Indonesia, anggota Huadi Group, adalah perusahaan terkemuka di industri pengolahan dan pemurnian mineral nikel, berdedikasi menghasilkan luppen Feni dan nugget Feni.
Hu Bo mengungkapkan, potensi pasar nikel global yang terus meningkat menjadi peluang besar bagi industri pengolahan nikel di dalam negeri.
“Permintaan nikel diperkirakan naik dari 545 ribu ton logam pada 2024 menjadi lebih dari 1,5 juta ton pada 2030, tumbuh sekitar 18,7% per tahun. Ini peluang besar yang ingin kami tangkap bersama Hengsheng,” jelasnya.

Dalam kemitraan ini, Sumber Mineral akan berperan dalam penyediaan bahan baku strategis, seperti batu bara, bijih nikel, dan black mass dari hasil daur ulang baterai, sedangkan Hengsheng menyumbangkan teknologi pemurnian mutakhir oxygen-enriched side blowing furnace (OESBF), sebuah pemrosesan nikel modern yang menggunakan oksigen yang diperkaya untuk memurnikan logam secara efisien dan ramah lingkungan.
“Teknologi OESBF terbukti unggul dalam efisiensi energi dan pengendalian limbah. Ini solusi ideal untuk menjaga keseimbangan antara produktivitas industri dan tanggung jawab lingkungan,” tambahnya.
Investasi ini menjadi tonggak penting bagi Sumber Mineral dalam membangun ekosistem hilirisasi nikel yang terhubung dari hulu hingga hilir, sehingga perusahaan dapat mengolah produk antara menjadi bahan baku bernilai tinggi untuk industri baterai. Sinergi antara kapasitas pasokan Sumber Mineral dan teknologi Hengsheng diharapkan mampu memperkuat daya saing industri nikel nasional dalam menghadapi lonjakan permintaan global terhadap material energi bersih. (Tubagus/R)

























