NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Pembangunan proyek smelter pertambangan akan menggunakan skema pendanaan melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, Ahmad Erani Yustika, mengungkapkan hal tersebut kepada sejumlah wartawan, termasuk reporter Media Nikel Indonesia (www.nikel.co.id), usai salat Jumat di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (31/10/2025).
“Presiden sudah mengalokasikan anggaran untuk kepentingan investasi melalui Danantara. Nanti, skema untuk masing-masing proyek smelter akan diatur oleh Danantara,” ujarnya.
Pelaksanaan proyek, katanya menambahkan, dapat dilakukan oleh perusahaan milik negara secara langsung maupun melalui kerja sama dengan pihak swasta, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Itu semua skema yang dibuka penuh dan potensi besar ada di Danantara,” katanya menambahkan.
Meski membuka peluang kemitraan, dia menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto meminta agar negara tetap memegang kendali utama dalam pengelolaan proyek strategis tersebut.
“Bapak Presiden meminta agar negara bisa memegang posisi yang lebih besar, jadi betul-betul berada dalam kendali penuh negara,” ujarnya.
Dengan skema tersebut, pemerintah berharap investasi di sektor hilirisasi pertambangan dapat berjalan lebih efisien dan terkendali, sekaligus memperkuat posisi nasional dalam rantai pasok industri energi. (Shiddiq)
