Beranda Asosiasi Pertambangan Indonesia Dominasi Industri Baja Tahan Karat Dunia, Tantangan Proteksionisme Jadi Sorotan

Indonesia Dominasi Industri Baja Tahan Karat Dunia, Tantangan Proteksionisme Jadi Sorotan

510
0
Sekretaris Eksekutif DEN Septian Hario Seto, dalam acara INASDA 2025, Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta, Selasa (21/10/2025)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Indonesia kini memegang peran strategis dalam rantai pasok global industri baja tahan karat (stainless steel), khususnya pada segmen hulu melalui produksi nickel pig iron (NPI). Namun, dominasi tersebut menghadapi tantangan proteksionisme dari berbagai negara tujuan ekspor.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Eksekutif Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Septian Hario Seto, dalam pemaparannya bertajuk “Menuju Poros Baja Tahan Karat Dunia: Sinergi Hilirisasi Ekonomi Hijau dan Ketahanan Nasional dalam Visi Indonesia Emas 2045”, pada acara Inasda 2025 di Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta, Selasa (21/10/2025).

“Saya sangat senang bisa diundang pagi ini karena Bapak-Ibu nanti akan melihat bagaimana peran Indonesia dalam industri stainless steel dunia begitu dominan, terutama dari sisi nickel pig iron. Tanpa Indonesia, harga stainless steel global bisa melonjak drastis,” ujar Seto di hadapan peserta.

Menurut Seto, Indonesia dan Tiongkok saat ini menguasai sekitar 70% pangsa pasar global stainless steel, menggantikan dominasi Eropa yang kini tinggal 9%. Dalam 25 tahun terakhir, pertumbuhan produksi stainless steel dunia tercatat stabil di angka 5% per tahun, kecuali saat krisis finansial global (2008–2009) dan pandemi COVID-19 (2020).

“Ekspansi NPI Indonesia berperan besar dalam menopang produksi stainless steel global. Tanpa itu, mustahil memenuhi permintaan yang terus meningkat,” jelasnya.

Seto juga mengungkap bahwa dalam dua dekade terakhir telah terjadi pergeseran signifikan dalam struktur industri global. Jika pada tahun 2000 produsen utama berasal dari Eropa, India, dan Amerika Serikat, kini nama-nama baru dari Asia seperti Tsingshan, Baowu, dan perusahaan asal Guangxi—yang banyak didukung fasilitas hilirisasi di Indonesia—telah mendominasi.

Namun, keberhasilan Indonesia ini juga memunculkan tantangan besar, terutama dalam bentuk proteksionisme dari negara-negara tujuan ekspor, termasuk Tiongkok dan Amerika Serikat.

https://inassda.org/event/inassda-full-day-seminar-on-stainless-steel/

“Amerika Serikat menetapkan tarif 50%, menjadikan pasarnya nyaris tertutup bagi kita. Eropa juga mulai membatasi. Bahkan Tiongkok yang selama ini kita dukung dengan pasokan NPI mengenakan tarif anti-dumping 21–22% terhadap produk CRS dan IRS dari Indonesia,” terang Seto.

Ironisnya, lanjutnya, banyak perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di smelter Indonesia justru menolak membuka akses pasar domestik mereka.

“Kalau dibuka, pemain domestik mereka seperti Baowu atau Tisco bisa kolaps. Jadi mereka memilih melindungi industri dalam negerinya,” ujarnya.

Melihat situasi ini, Seto mendorong kementerian terkait seperti Perdagangan dan Perindustrian untuk lebih aktif melindungi pasar dalam negeri dari praktik perdagangan tidak adil.

“Kita harus mulai mempertimbangkan proteksi terhadap pasar domestik. Jangan sampai kita dijadikan pasar dumping bagi produk mereka, sementara kita sendiri dibatasi masuk ke pasar mereka,” tegasnya.

Dalam konteks visi Indonesia Emas 2045, Seto menekankan pentingnya sinergi antara hilirisasi industri, ekonomi hijau, dan ketahanan nasional. Ia juga menyoroti pertumbuhan permintaan global terhadap produk berbasis nikel, termasuk nickel alloy yang digunakan dalam sektor pertahanan seperti pesawat tempur F-35 di Amerika Serikat.

“Ini peluang strategis bagi Indonesia, tapi kita harus cerdas membaca dinamika global dan membangun strategi perdagangan yang melindungi kepentingan nasional,” pungkasnya.

https://ni-cr-mn-stainlesssteelapac.metal.com/

Inasda (Indonesia Stainless Steel Association) 2025 merupakan forum tahunan industri baja tahan karat yang mempertemukan pelaku industri, pembuat kebijakan, dan akademisi untuk merumuskan arah kebijakan dan kerja sama strategis di sektor stainless steel. (Shiddiq)