
NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Proyek hilirisasi di Indonesia pada masa mendatang khususnya hingga tahun 2040 akan didominasi oleh tambang mineral dan batubara (minerba).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mencatat, berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi, sebanyak 90% hilirisasi berasal dari sektor minerba hingga tahun 2040.
“Nanti hilirisasinya paling banyak nanti Bang Rosan lah. Kita bicara hilirisasi. Di Kementerian Bang Rosan itu sudah membuat peta jalan hilirisasi sampai dengan 2040. Ini 90%-nya dari sektor pertambangan. Mineral batubara,” kata Bahlil, di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Pihaknya dengan Kementerian Investasi akan berkolaborasi mewujudkan proyek-proyek hilirisasi sektor minerba tersebut. Selain itu, hilirisasi juga menjadi tindak lanjut kebijakan penyetopan ekspor bahan mentah minerba. Berdasarkan contoh, Indonesia telah meraup nilai tambah ekspor hilirisasi nikel hingga 10 kali lipat sejak tahun 2019.
“Nikel itu 2017-2018 ekspor kita itu hanya US$ 3,3 miliar. Sekarang kita menutup ekspor nikel, kita bangun ekosistem baterai mobil, kemudian kita bangun hilirisasi. Sekarang hilirisasinya sudah bisa mencapai kurang lebih sekitar US$ 34-40 miliar. Ini untuk nilai ekspor komoditas nikel kita,” paparnya.
Meskipun begitu, ia menilai banyak oknum yang tidak menginginkan Indonesia maju sehingga banyak yang ingin Indonesia tak menjalankan proyek hilirisasi tersebut.
“Dan tidak ada negara di dunia ini yang ingin Indonesia maju dengan mereka ikhlas. Pasti banyak persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Ada juga oknum-oknum yang ada di bangsa ini yang tidak ingin juga untuk hilirisasi ini berjalan dengan baik. Karena apa? Sudah nyaman. Dengan ekspor bahan baku,” tandasnya. (Uyun)

























