Beranda Berita Nasional SLNC Percepat Hilirisasi Nikel, Emas, dan Cobalt Lewat Investasi Proyek HPAL

SLNC Percepat Hilirisasi Nikel, Emas, dan Cobalt Lewat Investasi Proyek HPAL

47
0

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Salah satu perusahaan tambang mineral nasional menegaskan komitmennya dalam mendukung hilirisasi sumber daya alam melalui investasi besar pada proyek HPAL, pengolahan emas, nikel, dan cobalt. Langkah ini diklaim selaras dengan kebijakan pemerintah dalam mengoptimalkan mineral kritis untuk kepentingan nasional dan global.

Direktur PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) Muhammad Toha, mengatakan, hilirisasi bukan sekadar kewajiban industri, tetapi menjadi kebutuhan strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok mineral dunia, terutama di tengah meningkatnya permintaan global terhadap produk turunan nikel, cobalt, dan logam mulia.

“Indonesia memiliki potensi besar dalam mineral kritis, mulai dari nikel, emas hingga cobalt. Pengembangan proyek hilirisasi menjadi kunci agar sumber daya tersebut memberi nilai tambah maksimal,” katanya dalam acara Minerba Convex 2025 di Jakarta International Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (16/10).

Perusahaan tersebut diketahui tengah menggarap proyek pengolahan berbasis High Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk memastikan bijih kadar rendah dapat diolah menjadi produk antara bernilai ekspor tinggi.

Selain itu, pengembangan fasilitas pengolahan emas dan turunannya juga tengah dipercepat secara bertahap. Menurutnya, hiliirisasi mineral kritis tidak hanya mendukung kebutuhan energi hijau global, tetapi juga memperkuat geopolitik Indonesia melalui kontrol rantai pasok.

“Negara-negara maju kini berlomba mengamankan pasokan mineral strategis. Indonesia harus hadir bukan hanya sebagai pemasok bahan mentah, tetapi sebagai produsen produk hilir,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan siap menggandeng investasi dan teknologi untuk mempercepat realisasi proyek di sektor nikel dan logam strategis lainnya. Tahapan eksplorasi, pengolahan hingga downstream akan dijalankan secara paralel mengikuti kebijakan industri nasional.

Hilirisasi di sektor pertambangan kini menjadi fokus utama pemerintah, terutama setelah kebijakan larangan ekspor bahan mentah berjalan efektif. Perusahaan tersebut menilai kebijakan tersebut berhasil mendorong terbentuknya ekosistem industri pengolahan yang lebih kuat dan kompetitif.

“Bagi kami, hilirisasi adalah masa depan industri tambang. Dengan cadangan yang besar dan pasar global yang berkembang, Indonesia harus mampu berdiri sebagai pusat pengolahan mineral strategis dunia,” pungkasnya. (Uyun)