
NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Dewan Penasihat Pertambangan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Djoko Widajatno, menilai kebijakan penetapan harga patokan mineral (HPM) nikel yang berlaku saat ini belum mencerminkan kondisi riil di lapangan. Ia menyebut aturan tersebut justru menjadi beban bagi para penambang, terutama yang berskala kecil.
“Kami berusaha membantu pemerintah mengembangkan kebijakan harga dasar yang adil dan berimbang, tapi dalam praktiknya beban besar justru ditanggung oleh para penambang. Pemerintah ingin harga yang lebih murah, sementara biaya produksi di lapangan cukup tinggi,” ujar Djoko dalam acara Critical Minerals Outlook Breakfast, di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Menurutnya, harga dasar yang ditetapkan pemerintah sering kali tidak sejalan dengan kondisi pasar di dalam negeri. Hal ini membuat penambang kesulitan menjual hasil produksinya karena pihak smelter juga keberatan dengan perbedaan harga tersebut.
“Inilah sebabnya banyak penambang mengalami kesulitan. Akibat kondisi ini, pemerintah kehilangan potensi besar dalam penjualan bijih nikel ke smelter,” katanya.
Ia menambahkan, sejak 2022 penjualan bijih nikel ke smelter dalam negeri semakin terhambat karena harga dasar yang berlaku tidak sesuai dengan realitas pasar. Akibatnya, banyak penambang kesulitan menjual hasil produksinya.
“Harga dasar yang terlalu tinggi membuat penjualan ke smelter tersendat. Pemerintah sebaiknya meninjau ulang HPM agar lebih sesuai dengan kondisi pasar,” tegasnya.
Meski begitu, APNI bersama para pelaku industri terus berupaya menjalin komunikasi dengan pemerintah dan pihak smelter untuk mencari solusi bersama. Djoko berharap Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Perindustrian dapat mengevaluasi formula HPM agar lebih realistis dan mendukung keberlanjutan industri tambang nikel nasional.
“Kami berharap kebijakan harga dasar bisa dikaji ulang. Tujuannya bukan untuk melemahkan regulasi, tapi supaya industri tambang bisa tetap jalan dan saling menguntungkan,” tutupnya. (Tubagus)