NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Permintaan alat berat di Indonesia saat ini masih ditopang oleh sektor infrastruktur yang digencarkan pemerintah. Meski sektor produksi juga berkontribusi, kebutuhan terbesar diperkirakan berasal dari pembangunan infrastruktur nasional.
Hal itu diungkapkan Investor Relations Head PT United Tractors (UT), Ari Setiawan, saat Workshop Wartawan United Tractors Group, di Mangkuluhur Artotel Suites, Kamis (25/9/2029).
“Permintaan dari sektor produksi biasanya didorong oleh proyek-proyek infrastruktur. Jauh lebih besar permintaan dari sektor infrastruktur dibandingkan proyek produksi lainnya,” kata Ari.
Menurut dia, kebijakan pemerintah yang memprioritaskan proyek-proyek infrastruktur menjadi faktor utama tingginya serapan alat berat. Namun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tingkat serapan tahun ini relatif lebih terbatas.
“Memang alat-alat berat tidak hanya terserap dari sektor produksi. Kita juga melihat peluang dari sektor lain, seperti perhubungan, food estate, sugar cane, serta forestry,” singkapnya.
Sementara itu, dari sektor pertambangan, kinerja tahun ini dinilai masih melambat. Proyeksi ke depan juga masih bergantung pada solusi dari tantangan yang ada.
“Tahun depan kita sedang kaji, tapi kalau tantangan ini masih berlanjut, rasanya tahun depan mungkin masih sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan tahun ini. Hanya di 2027, sektor pertambangan diperkirakan meningkat, karena alat berat dioperasikan hampir 24 jam sehingga kebutuhan penggantian unit akan lebih besar,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, sektor alat berat diyakini tetap memiliki prospek cerah, seiring berlanjutnya program pembangunan pemerintah dan kebutuhan di sektor-sektor strategis lainnya. (Uyun)
