Beranda Berita International SESNA Bangun Smelter Nikel Terbesar Ramah Lingkungan dengan Energi Surya

SESNA Bangun Smelter Nikel Terbesar Ramah Lingkungan dengan Energi Surya

1288
0
https://www.apni.or.id/pendaftaranTTM

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – PT Sumber Energi Surya Nusantara (SESNA) tengah mendorong transformasi industri nikel nasional dengan membangun proyek smelter berbasis energi terbarukan terbesar di Indonesia. Perusahaan ini mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas hingga 300 megawatt-peak (MWp) untuk mendukung dekarbonisasi smelter nikel, terutama di kawasan industri nikel Morowali, Sulawesi Tengah.

Chief Executive Officer SESNA, Rico Syah Alam, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi emisi karbon dan memenuhi standar global keberlanjutan. Hal ini disampaikan dalam diskusi panel bertajuk “Implementing Renewable Energy Solutions for Nickel Smelters: Decarbonization Strategies,” The 4th Nickel Producers, Processors, and Buyers Conference yang diselenggarakan Petromindo, di Shangri-La Hotel Jakarta, Jumat (8/8/2025).

https://event.cnfeol.com/en/event/333

“Industri peleburan nikel sangat intensif energi dan sebagian besar emisinya berasal dari pembangkit berbasis batu bara. Solusi PLTS yang kami kembangkan akan menurunkan emisi, khususnya di Ruang Lingkup 1 dan 2,” ujar Rico.

Di Morowali, SESNA akan membangun PLTS tanah berkapasitas 255 MWp lengkap dengan sistem penyimpanan energi (BESS) 80 MWh yang dijadwalkan memulai konstruksi pada September 2025. Selain itu, SESNA juga tengah menyiapkan pembangunan PLTS atap untuk smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) dengan kapasitas hingga 10 MWp dan BESS 3 MWh.

https://www.heliexpoasia.co.id/?utm_id=Hexia25-MNI&utm_source=media

Proyek lainnya mencakup pengembangan lanjutan PLTS atap di fasilitas Hengjaya Mineralindo. Tahap pertama yang telah beroperasi sejak 2022 memiliki kapasitas 396 kWp dan 276 kWh BESS, sementara tahap kedua sedang dikembangkan dengan kapasitas 381 kWp dan 1.020 kWh BESS.

Berdasarkan data WRI Indonesia dan Bappenas, 63% emisi dari smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan 42% dari smelter HPAL disumbang oleh pembangkit listrik berbasis batu bara. Tanpa transisi ke energi bersih, industri nikel Indonesia dinilai berisiko kehilangan daya saing global.

Produsen kendaraan listrik dan baterai global seperti Tesla, Apple, dan LG Energy Solution kini menuntut transparansi rantai pasokan dan penggunaan energi bersih,” tambah Rico.

Transformasi ini juga mendukung pemenuhan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) serta persyaratan dari lembaga sertifikasi internasional seperti Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) dan The Nickel Mark.

SESNA merupakan pengembang energi surya nasional yang menyediakan solusi tenaga surya dan layanan Energy-as-a-Service (EaaS) untuk sektor smelter, pertambangan, manufaktur, dan pembangkit listrik swasta. (Lily/Shiddiq)