Beranda Berita International Indonesia-Kanada Perkuat Kerja Sama Mineral Kritis dan Hilirisasi Pertambangan di Canada Mining...

Indonesia-Kanada Perkuat Kerja Sama Mineral Kritis dan Hilirisasi Pertambangan di Canada Mining Fair 2025

63
0

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan komitmennya dalam mendorong pertambangan berkelanjutan dan hilirisasi mineral serta batubara dalam forum internasional Canada Mining Fair 2025 yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia.

Sekretaris Ditjen Minerba, Rita Susilawati, hadir mewakili Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Tri Winarno, sebagai delegasi resmi pemerintah. Dalam pidatonya di hadapan sekitar 100 peserta dari berbagai badan usaha pertambangan Indonesia dan Kanada, Rita memaparkan strategi Indonesia dalam menghadapi tantangan global transisi energi.

Rita mengungkapkan bahwa Indonesia dan Kanada telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk memperkuat kerja sama dalam pengelolaan mineral kritis dan transisi energi. Sebagai tindak lanjut konkret, kedua negara telah menggelar Critical Mineral Dialogue, sebuah forum strategis yang membahas kebijakan pengelolaan mineral kritis secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

“Tindak lanjut langsung dari MoU tersebut, Indonesia dan Kanada juga sudah melaksanakan Critical Mineral Dialogue yang membahas strategi kebijakan untuk pengelolaan mineral kritis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab,” jelasnya sebagaimana dikutip laman Ditjen Minerba Kementerian ESDM baru-baru ini.

Mineral kritis seperti nikel, kobalt, dan tembaga memegang peranan vital dalam pengembangan teknologi energi bersih seperti baterai kendaraan listrik dan sistem energi terbarukan. Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya membangun rantai pasok yang tangguh dan berkelanjutan, seiring dengan komitmen global terhadap transisi energi hijau.

Dalam forum tersebut, Rita menyampaikan empat strategi utama yang menjadi fondasi pengelolaan mineral nasional:

  1. Peningkatan eksplorasi mineral untuk menemukan cadangan baru.
  2. Penguatan ketahanan rantai pasok mineral agar tidak tergantung pada negara lain.
  3. Penjaminan nilai ekonomi berkelanjutan demi kepentingan generasi mendatang.
  4. Kepatuhan terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam seluruh proses pertambangan.

“Tujuan kami bukan hanya sebatas ekstraksi atau menggali, namun transformasi untuk mengubah bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi yang mendukung pertumbuhan industri dan pertumbuhan hijau,” ujarnya.

Kerja sama antara Indonesia dan Kanada ini disepakati dalam beberapa pertemuan strategis, termasuk Energy Transition Roundtable dan penandatanganan MoU yang berlangsung dalam rangkaian acara Canada Mining Fair 2025 di Kanada.

Dia menegaskan pentingnya sinergi antara pelaku usaha dan pemerintah dalam membangun masa depan industri pertambangan yang tangguh dan berkelanjutan. Ia mengajak badan usaha pertambangan dari kedua negara untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor.

“Kami mengajak badan usaha pertambangan dari Indonesia dan Kanada, serta Pemerintah Kanada, untuk bersama-sama membangun lingkungan pertambangan yang tangguh, hijau, berkelanjutan, dan berdaya saing global,” pungkasnya. (Shiddiq)