
NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Bagaimana kebijakan, insentif, maupun peluang Indonesia menjadi lebih menarik bagi inevstasi asing maupun domestik mnjadi salah satu bahasan menarik pada hari kedua gelaran Indonesia Critical Mineral (ICM) 2025, di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Rabu (4/6/2025).
Direktur Hilirisasi Mineral dan Batu Bara Kementerian Investasi dan Industri Hilir RI, Rizwan Aryadi Ramdhan, dalam sesi utama Forum Nikel & Kobalt itu memaparkan strategi nasional untuk mendorong hilirisasi sektor mineral dan memperkuat daya tarik investasi asing maupun domestik.
Rizwan menjelaskan, pemerintah telah menyusun peta jalan pengembangan sumber daya mineral yang akan menjadi panduan strategis selama 15 tahun ke depan, hingga tahun 2040.

“Peta jalan ini menargetkan potensi investasi hingga US$61 miliar pada tahun yang sama, serta diproyeksikan mampu menciptakan 3 juta lapangan kerja dan memberikan kontribusi miliaran dolar AS terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” paparnya dengan optimistis.
Hilirisasi , katanya menekankan, bukan hanya tentang nilai ekonomi, tetapi juga tentang keberlanjutan pasokan domestik dan global, khususnya untuk mineral kritis, seperti nikel, tembaga, dan bauksit yang sangat dibutuhkan dalam transisi energi dan teknologi hijau.
“Kita tengah berada pada tahap kedua dari peta jalan hilirisasi, yaitu periode 2025–2029, yang akan menjadi fase penting untuk memperkuat kapasitas produksi produk bernilai tambah, seperti prekursor baterai (MSP) dan baja,” tambahnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan, bahwa pemerintah berkomitmen mendukung investor melalui kebijakan yang harmonis serta penyederhanaan prosedur perizinan.
“Kami di Kementerian Investasi dan Industri Hilir terus memfasilitasi investor, termasuk membantu mereka mengatasi kendala di lapangan melalui koordinasi lintas sektor,” tuturnya.
Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah sistem perizinan berbasis daring yang kini telah diterapkan secara luas.
“Dengan sistem ini, pelaku usaha bisa mengakses layanan secara efisien dan transparan, yang tentu saja meningkatkan kepercayaan dan kenyamanan dalam berinvestasi di Indonesia,” kata Rizwan.
Acara ICM 2025 berlangsung selama tiga hari, 3–5 Juni 2025 dihadiri para pemimpin perusahaan pertambangan terkemuka, para pengamat dan peneliti dalam bidang pertambangan, investor global, dan regulator untuk berbagi pengetahuan. Event ini menjadi wadah strategis untuk upaya-upaya mempercepat transformasi hilirisasi mineral Indonesia. (Shiddiq/Rus)