Beranda Nikel Prabowo Dorong Hilirisasi Nikel dan Ekosistem Baterai Listrik: Proyek US$ 45 Miliar...

Prabowo Dorong Hilirisasi Nikel dan Ekosistem Baterai Listrik: Proyek US$ 45 Miliar Siap Dimulai

744
0
Presiden RI Prabowo Subianto 2025

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memimpin rapat terbatas bersama jajaran menteri dan Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat pekan lalu. Fokus utama pertemuan ini adalah percepatan proyek hilirisasi nasional, terutama penguatan rantai industri nikel dan pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik sebagai bagian dari strategi besar transisi energi nasional.

Dalam pernyataan usai rapat, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa proyek-proyek hilirisasi ini akan segera memasuki tahap implementasi fisik.

“Total investasinya kurang lebih sekitar hampir US$ 45 miliar yang akan langsung kita jalankan,” kata Bahlil sebagaimana dikutip laman YouTube Sekretariat Presiden, ditulis, Rabu (28/5/2025).

Ia menegaskan, proyek tersebut bukan sekadar rencana, melainkan masuk dalam daftar prioritas Presiden Prabowo, dengan agenda besar mendorong kemandirian industri nasional di sektor-sektor strategis. Salah satu tonggak pentingnya adalah hilirisasi nikel, komoditas kunci dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik.

“Ini semuanya sudah kita bicarakan, sudah detail sekali. Dan ini adalah kolaborasi antara Satgas, Kementerian Investasi, dan kementerian teknis lainnya,” ujarnya.

Dia menyatakan bahwa ekosistem baterai listrik akan menjadi prioritas dalam hilirisasi nikel yang diarahkan tidak hanya untuk ekspor bahan setengah jadi, tetapi sebagai fondasi untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik secara utuh — dari hulu ke hilir. Ia menyoroti pentingnya mengubah posisi Indonesia dari sekadar penyedia bahan baku menjadi pemegang kendali industri strategis.

“Selama ini kan kita minoritas, jadi sekarang kita mau bikin mayoritas,” katanya, menegaskan komitmen pemerintah terhadap kepemilikan nasional di sektor strategis ini.

Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan, pengembangan ekosistem tidak hanya menyasar kendaraan roda empat, tetapi juga kendaraan roda dua. Hal ini relevan dengan kondisi pasar domestik yang memiliki sekitar 140 juta sepeda motor aktif di jalanan Indonesia.

“Selama ini kita bangun ekosistem baterai untuk mobil, tapi ke depan kita akan bikin ekosistem baterai untuk motor. Ini bagian dari substitusi BBM dan percepatan transisi energi nasional,” jelasnya.

Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi dekarbonisasi transportasi dan pengurangan impor bahan bakar minyak (BBM), dengan memperluas adopsi kendaraan listrik di segmen terbanyak pengguna jalan.

Dia menegaskan, mitra strategis dan kepemilikan nasional serta pendanaan mengenai pembiayaan proyek sebagian besar akan dikonsolidasikan melalui entitas nasional Danantara. Pemerintah akan memastikan agar proyek ini tetap dalam kendali Indonesia, baik dari sisi saham maupun operasional.

“Saya yakinkan bahwa arahan Bapak Presiden Prabowo, ini proyek merah putih. Artinya kita usahakan, maksimalkan agar semua mayoritasnya ada di negara,” tegasnya.

Dalam konteks ini, keterlibatan mitra global seperti Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) tetap terbuka, terutama untuk transfer teknologi dan perluasan pasar, namun tetap dengan prinsip kontrol nasional sebagai kunci keberlanjutan proyek jangka panjang.

Rapat ini menunjukkan bahwa pemerintahan Prabowo Subianto mengambil pendekatan terkoordinasi dan terstruktur untuk mentransformasikan potensi sumber daya alam Indonesia menjadi kekuatan industri yang mandiri dan berdaya saing global — mulai dari nikel di hulu, hingga baterai dan kendaraan listrik di hilir. (Shiddiq)