

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa program hilirisasi menjadi tulang punggung dalam mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam mendorong kemandirian energi nasional dan memperkuat kedaulatan bangsa. Hal ini disampaikannya dalam Forum Energi Mineral yang digelar di Kempinski, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Dalam paparannya, Bahlil mengungkapkan bahwa dari empat prioritas utama dalam Asta Cita, dua di antaranya menjadi tugas utama Kementerian ESDM: yakni hilirisasi dan kemandirian energi. Ia menyebut hilirisasi bukan sekadar strategi ekonomi, namun instrumen penting dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas, pemerataan pembangunan, dan keadilan sosial.
“Asta Cita Bapak Presiden Prabowo yang telah dicanangkan itu minimal ada empat yang menjadi prioritas. Yang pertama adalah terkait dengan kemandirian pangan, kemudian kemandirian energi, makanan bergizi, dan hilirisasi,” ujar Bahlil sebagaimana dikutip laman ESDM, Selasa (27/5/2025).
Salah satu bukti nyata keberhasilan hilirisasi, menurutnya, adalah lonjakan ekspor nikel. Jika pada 2017-2018 ekspor nikel Indonesia hanya sekitar US$ 3,3 miliar, maka berkat kebijakan hilirisasi yang berkelanjutan, nilai ekspor tersebut melonjak drastis menjadi hampir US$ 40 miliar pada 2024. Kenaikan signifikan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan negara, tapi juga memperkuat neraca perdagangan dan menciptakan ribuan lapangan kerja di sektor industri pengolahan.
Namun di tengah capaian itu, ia juga menyoroti tantangan besar di sektor energi, khususnya minyak bumi. Ia mencatat penurunan tajam lifting minyak nasional dari 1,5-1,6 juta barel per hari pada tahun 1996-1997 menjadi hanya sekitar 580 ribu barel per hari di 2024. Ia menyebut kondisi ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh keterbatasan sumber daya, namun bisa jadi merupakan bentuk kelalaian atau disengaja.

“Apa dengan penurunan lift itu apakah memang kita sudah tidak punya sumber daya alam atau ini sengaja diturunkan agar impor terus? Menurut saya ini ada unsur kesengajaan by design,” tegasnya.
Sebagai solusi, Kementerian ESDM akan menindak tegas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang tidak produktif, termasuk perusahaan besar yang telah lama menguasai konsesi namun tak menunjukkan kemajuan berarti. Pemerintah juga akan mendorong optimalisasi gas alam domestik, konversi LPG ke DME berbasis batubara, serta memperluas pembangunan jaringan gas rumah tangga (jargas).
Bahlil menutup dengan menyerukan kolaborasi lintas sektor dan semangat nasionalisme dalam mewujudkan kemandirian energi dan kejayaan hilirisasi.
“Energi adalah semangat, energi adalah kesediaan untuk bersama, energi adalah kepercayaan, energi adalah api dalam dada yang tidak boleh padam,” pungkasnya.
Keberhasilan hilirisasi nikel menjadi cerminan nyata bahwa Asta Cita Presiden Prabowo bukan sekadar visi di atas kertas, melainkan arah pembangunan yang mulai menunjukkan hasil nyata bagi kemakmuran bangsa. (Shiddiq)