Beranda Berita Nasional Indonesia akan Tingkatkan Impor Litium dari Australia

Indonesia akan Tingkatkan Impor Litium dari Australia

588
0
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat jumpa pers bersama rekan media, di kantor Kementerian ESDM, Senin (21/10/2024).

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa Indonesia akan meningkatkan impor litium dari Australia untuk memenuhi kebutuhan industri pabrik baterai kendaraan listik. Bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik antara lain nikel, kobal, mangan dan litium. Indonesia tidak mempunyai litium sehingga pemerintah akan bekerjasama dengan Australia untuk mensuplai litium ke Indonesia.

“Kita bicara tentang mineral kritis, karena kita sedang membangun ekosistem baterai kendaraan listrik atau mobil listrik. Kebetulan kita mempunyai nikel, mangan, kobal tapi yang kita belum punya itu litium,” kata Bahli dalam tayangan IDX Channel, Jumat (16/5/2025).

Menurutnya, kerja sama ini dilakukan untuk mempercepat pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik. Kendaraan lsitrik seperti kendaraan roda empat dan dua, yakni mobil dan motor. Hal ini juga menandai komitmen pemerintah Indonesia untuk terus mendorong transisi energi kepada energi bersih ramah lingkungan.

“Tadi, dalam pembicaraan kita bahwa kita ada kolaborasi nanti (dengan Australia), mereka akan kirim konsentrat litiumnya di sini. Nanti di sini yang akan mengolah,” ujarnya.

Australia akan mengekspor konsentrat litium dalam keadaan mentah untuk diolah lebih lanjut di Indonesia menjadi bahan baku industri baterai kendaraan listrik dan mobil listrik. Hal ini untuk mempermudah Indonesia dalam percepatan transisi energi dalam negeri untuk rantai pasok baterai kendaraan listrik.

“Jadi akan langsung terintegrasi dengan pabrik ekosistem dari baterai kendaraan listrik, baterai mobil,” jelasnya.

Kerja sama ini berkaitan dengan kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Indonesia yang diterima langsung Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, pada Kamis (15/5/2025).  Dalam kunjungannya tersebut, salah satunya membicarakan kerja sama pembelian konsentrat litium oleh Indonesia.

Seperti diketahui, Australia merupakan negara terbesar produksi litium di dunia yang mampu memproduksi litium sebanyak 1,34 juta ton per tahun untuk konsentrat litium tingkat kimia dan teknis di Greenbushes Australia, yang dikelola Talison Lithium yang merupakan perusahaan patungan antara Tianqi Lithium, IGO, dan Albemarle Corp.

Produksi litium dunia pada tahun 2024 mencapai 1.167.000 ton. Sementara saat ini, Indonesia telah mengimpor litium dari Australia sebesar 80.000 ton per tahun. Sehingga diperkirakan dengan kesepakatan kerja sama Indonesia dan Australia dalam pemenuhan konsentrat litium, jumlah impor Indonesia akan terus meningkat dari Australia. (Shiddiq)