NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 35 perusahaan Prancis yang tergabung dalam asosiasi pengusaha internasional Prancis (MEDEF International) menunjukkan minat besar terhadap investasi di Indonesia, termasuk dalam sektor pertambangan nikel.
Hal ini terungkap dalam pertemuan bisnis yang dihadiri oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani di Jakarta, Selasa (18/2/2025) seperti dalam siaran pers yang diterima nikel.co.id pada Kamis (20/2/2025).
Rosan menegaskan bahwa para investor Prancis memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam pengembangan sektor energi terbarukan dan hilirisasi industri nikel di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia baru mencapai sekitar 1 persen dari total potensi 3.700 gigawatt. Sementara itu, sektor pertambangan, khususnya nikel, tetap menjadi daya tarik utama bagi investor asing.
“Kuncinya adalah bertemu, membicarakan potensi, dan pada saat yang bersamaan mencari jalan agar potensi tersebut menjadi investasi. Apalagi, hari ini hadir 35 perwakilan perusahaan Prancis, ini kesempatan besar untuk memperkuat kerja sama,” ujarnya.
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Fabien Penone, menekankan bahwa perusahaan Prancis sudah aktif berinvestasi di berbagai sektor di Indonesia, termasuk pertambangan nikel, namun peluang investasi masih bisa terus ditingkatkan.
“Penguatan hubungan antara Prancis dan Indonesia adalah prioritas utama pemerintah kami. Presiden Prancis (Emmanuel) Macron dan Presiden Prabowo Subianto beberapa kali berdiskusi soal ini. Inilah mengapa pertemuan ini sangat penting bagi perusahaan Prancis supaya mendapatkan kesempatan berdiskusi dengan pemerintah Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua MEDEF International sekaligus Ketua The France-Indonesia Business Council, Philippe Louis-Dreyfus, menyoroti sektor infrastruktur, energi, dan dekarbonisasi sebagai fokus utama kerja sama ekonomi Prancis dan Indonesia. Menurutnya, sektor-sektor ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo dan pemerintahannya.
”Fokus utama kami adalah pada sektor infrastruktur, energi, dan dekarbonisasi, yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo dan pemerintahannya. Saya yakin kunjungan ini akan membuka peluang kerja sama yang bermanfaat bagi kedua negara,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Prancis menempati peringkat empat sebagai sumber Foreign Direct Investment (FDI) terbesar dari Eropa. Sepanjang 2020-2024, total investasi Prancis di Indonesia mencapai US$1,05 miliar, dengan fokus pada lima sektor utama, termasuk industri mesin dan elektronik serta industri makanan.
Dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia di sektor nikel dan hilirisasi mineral, peluang investasi dari perusahaan Prancis masih dapat ditingkatkan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat kerja sama bilateral kedua negara. (Aninda)