Beranda Pemerintahan Sinkronisasi Kebijakan: Strategi Kunci Hilirisasi dan Industrialisasi Menuju Indonesia Emas 2045

Sinkronisasi Kebijakan: Strategi Kunci Hilirisasi dan Industrialisasi Menuju Indonesia Emas 2045

1193
0
Septian Hario Seto
Septian Hario Seto. Dok: MNI/Lili.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Dalam acara MINDialogue Hilirisasi dan Industrialisasi Strategi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan CNBC, di Soehanna Hall, Jakarta, Kamis, (9/1/2025), Septian Hario Seto, anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), menekankan pentingnya sinkronisasi kebijakan dalam membangun industrialisasi di Indonesia. 

Seto menjelaskan bahwa keberhasilan hilirisasi nikel di Indonesia disebabkan oleh keselarasan tiga aspek kebijakan: perdagangan, investasi, dan industri. 

“Ada tiga hal yang ingin saya sampaikan, kalau kita berkaca terkait dengan hilirisasi nikel, keberhasilan kita itu sebenarnya karena kita punya kebijakan yang sinkron atas tiga aspek, yakni pertama kebijakan perdagangan, kedua adalah kebijakan investasi termasuk insentif dan fiskalnya, serta kebijakan industri,” ujarnya.

Pria lulusan Akuntansi Universitas Indonesia ini menambahkan ketiganya harus sinkron ketika kita membangun industrialisasi, kalau ada satu yang tidak sinkron pasti jalannya akan lambat.

Ia juga menyoroti pentingnya transfer teknologi dalam proses industrialisasi. Ia menyebutkan bahwa pengembangan teknologi lokal harus menjadi prioritas agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi asing. 

Sebagai contoh, proyek teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang sedang dikembangkan oleh grup MIND ID bersama Vale diharapkan dapat menggunakan paten dalam negeri. 

“Jika kita memiliki teknologi sendiri, kita akan berada dalam posisi yang unik,” tegasnya.

Lebih lanjut, pria kelahiran tahun 1987 ini menekankan perlunya membangun ekosistem yang terintegrasi untuk industri baterai lithium. Menurutnya, hilirisasi mineral harus dilihat sebagai satu kesatuan ekosistem yang mencakup berbagai bahan baku seperti tembaga, aluminium, mangan, kobalt, dan lithium. 

“Kita sudah membuktikan bahwa Indonesia mampu membangun katoda dan anoda baterai, copper foil, hingga baterai sel di dalam negeri,” paparnya.

Ia menekankan bahwa konsistensi kebijakan sangat penting untuk memastikan keberlanjutan industrialisasi. 

“Kebijakan perdagangan, investasi, dan industri harus sinkron dan konsisten. Jangan berubah-ubah, karena ini adalah kunci sukses untuk hilirisasi mineral dan industrialisasi lainnya,” imbuhnya. (Aninda)