Beranda Korporasi GRN Dorong Peningkatan Kompetensi Rescuer Indonesia

GRN Dorong Peningkatan Kompetensi Rescuer Indonesia

1467
0
PPA Indonesia Fire Rescue Challenge. Dok: PPA.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA –  Sebagai negara kepulauan dengan risiko bencana alam yang tinggi, Indonesia membutuhkan penanganan bencana yang lebih terintegrasi dan tangguh.

Ketua Yayasan Garuda Rescue Nusantara (GRN), Adri Thanada, menyatakan keprihatinannya terhadap sejumlah tantangan yang dihadapi dalam upaya tanggap bencana di Indonesia. Dalam wawancara eksklusif dengan nikel.co.id, Senin (6/1/2025), persoalan ini perlu segera ditangani agar dapat meminimalisasi dampak buruk dari berbagai bencana yang kerap terjadi.

Adri menjelaskan bahwa kondisi tanggap bencana di Indonesia saat ini masih jauh dari ideal. Banyak tim penyelamat yang belum memiliki kompetensi yang cukup karena keterbatasan pelatihan dan fasilitas. Selain itu, ketersediaan peralatan yang memadai juga menjadi kendala yang menghambat efektivitas penanganan.

“Saat ini, kita menghadapi risiko tinggi kecelakaan, bahkan kematian, bukan hanya di kalangan korban, tetapi juga tim penyelamat karena sumber daya kita belum siap sepenuhnya,” ujarnya.

Kurangnya literasi masyarakat, sambungnya, terkait pertolongan pertama dan pengetahuan dasar menghadapi bencana juga memperparah situasi. Padahal, masyarakat yang teredukasi dapat menjadi kunci keberhasilan dalam upaya tanggap darurat.

“Ketika masyarakat dilibatkan dan diberi pengetahuan yang cukup, mereka dapat membantu menyelamatkan nyawa, bahkan sebelum bantuan profesional datang,” jelasnya.

Dalam wawancara tersebut, Adri juga menyoroti lemahnya koordinasi dan komunikasi antar tim respons darurat sebagai salah satu faktor yang memperlambat upaya penanganan.

Menurutnya, hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya regulasi yang jelas serta absennya standar operasional prosedur (SOP) yang baku di banyak daerah.

“Masalah koordinasi ini sering terjadi di lapangan, sehingga bantuan menjadi terlambat dan tidak merata,” katanya.

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, GRN meluncurkan inisiatif berbagai pelatihan tanggap bencana dan kecelakaan di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Program ini menawarkan fasilitas pelatihan tanggap bencana yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas nasional. Fasilitas ini mencakup ruang simulasi bencana, area pelatihan lapangan, hingga pusat kendali informasi untuk mengintegrasikan data secara real time.

“Melalui GRN, kami ingin menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi situasi darurat. Ini tidak hanya soal melatih tim penyelamat, tetapi juga melibatkan masyarakat luas,” ungkapnya.

Ia juga menekankan, program ini dirancang untuk mengedukasi masyarakat dengan cara yang mudah dipahami, sehingga dapat menjangkau berbagai lapisan, termasuk di daerah terpencil.

Selain itu, GRN membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung pelatihan dan sertifikasi dalam bidang tanggap bencana.

“Kami ingin membangun sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah, swasta, hingga lembaga internasional. Penanganan bencana bukanlah tugas satu pihak saja, melainkan tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.

Pria berkulit putih itu optimistis bahwa dengan adanya program-program seperti ini, Indonesia dapat meningkatkan kapasitas penanganan bencana hingga setara dengan negara-negara maju. Ia juga menekankan pentingnya menyingkirkan ego sektoral demi keberhasilan misi kemanusiaan.

“Kita harus bersatu dan saling mendukung karena menyelamatkan nyawa adalah tugas mulia yang tidak boleh disandera oleh kepentingan lain,” pungkasnya.

Dengan visi yang jelas dan langkah nyata, GRN berharap dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih tangguh, siap, dan responsif terhadap bencana di masa depan. (Aninda)