Beranda Berita International Presiden SMM: TTM APNI Dukung Transparansi Harga dan Keberlanjutan Industri Tambang

Presiden SMM: TTM APNI Dukung Transparansi Harga dan Keberlanjutan Industri Tambang

1156
0
Ki-Ka, Ketum APNI bersama dengan Presiden SMM di acara Training of Miners APNI 2024. Dok: MNI/Chiva.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Presiden Shanghai Metals Market (SMM), Adam Fan, menyampaikan apresiasinya terhadap acara Training of Miners Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (TTM APNI) 2024 yang berlangsung selama tiga hari, 13–15 November 2024, di Hotel Grand Sahid, Jakarta.

Acara bertema “Kesinambungan Usaha Penambangan yang Berkelanjutan” ini berhasil mengumpulkan para pelaku industri tambang untuk berdiskusi mengenai environment, social, and governance (ESG), serta mekanisme harga yang lebih transparan.

Dalam sesi materinya yang berjudul “Perhitungan dan Formula Harga Komoditas untuk NPI & MHP,” Adam menyoroti pentingnya sistem harga komprehensif yang mampu mendukung transparansi dan stabilitas pasar nikel global, khususnya untuk produk nickel pig iron (NPI) dan mixed hydroxide precipitate (MHP).

“Kami percaya, sistem harga yang komprehensif ini akan menciptakan pasar yang lebih adil, meminimalkan risiko manipulasi harga, dan mengurangi biaya transaksi yang sering menjadi tantangan bagi pelaku industri,” ujar Adam kepada Nikel.co.id di sela-sela acara TTM APNI 2024, Kamis (14/11/2024).

Ia juga menekankan bahwa penetapan harga yang tepat dapat membantu pelaku industri mengelola risiko sekaligus mendorong keberlanjutan produksi dalam jangka panjang.

Saat dimintai pendapatnya mengenai acara ini, ia mengatakan bahwa inisiatif ini menunjukkan semangat kerja sama antarpenambang.

“Saya pikir ini adalah sinyal bahwa semua penambang akan bekerja sama dan tata kelola serta ESG dan mekanisme harga akan dipahami atau disepakati bersama. Ini baik untuk industri pertambangan di Indonesia,” katanya.

Ia memberikan saran untuk pelaksanaan acara serupa pada masa mendatang agar mempertimbangkan ulang waktunya, mengingat LME Week biasanya berlangsung pada awal Oktober dan banyak diskusi industri penting terjadi pada bulan itu.

“Mungkin akhir Oktober akan menjadi waktu yang tepat untuk diadakannya TTM ini,” sarannya.

Sebagai tambahan, ia menyarankan agar acara tahun depan lebih melibatkan partisipasi internasional, terutama dari smelter. Kehadiran smelter dapat memperluas kesempatan berjejaring dengan penambang dan penyedia layanan lainnya.

“Mungkin bisa menjadi semacam melting pot antara penambang dan smelter ketika dua hari bisa difokuskan untuk penambang dan satu hari khusus untuk mereka saling berinteraksi,” tuturnya. (Aninda)