NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Dalam upaya memperkuat keselamatan kerja di tengah lingkungan pertambangan nikel yang penuh risiko, Harita Nickel melalui unit bisnisnya, PT Megah Surya Pertiwi (MSP), meluncurkan buku saku Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Buku saku ini menjadi panduan bagi lebih dari 2.000 karyawan MSP, yang dikenal sebagai Insan Harita, untuk menghadapi potensi bahaya dan menjaga keselamatan mereka di lapangan.
Penyerahan buku saku ini dilaksanakan secara resmi pada Senin (21/10/2024) oleh tim manajemen MSP dan kemudian didistribusikan kepada seluruh karyawan.
Direktur Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (HSE) Harita Nickel, Tonny H. Gultom, mengatakan bahwa buku saku ini tidak hanya berisi instruksi mengenai langkah-langkah keselamatan kerja, tetapi juga dilengkapi dengan panduan penting dalam dua bahasa terkait pencegahan kecelakaan, prosedur darurat, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan tata cara bekerja di ruang terbatas.
“Di Harita Nickel, keselamatan dan kesehatan karyawan adalah prioritas utama kami. Buku saku ini dirancang agar Insan Harita memiliki akses ke panduan keselamatan yang mudah dipahami dan praktis. Kami ingin setiap karyawan memahami potensi bahaya di lingkungan kerja mereka dan tahu cara melindungi diri serta rekan kerja,” ujar Tonny Gultom sebagaimana dikutip dari laman Trimegah Bangun Persada, Rabu (6/11/2024).
Sementara itu, Kepala Dukungan Teknis MSP, Willy Kusuma Dewadi, menegaskan bahwa selain menjadi panduan keselamatan, buku saku ini diharapkan membangun budaya kerja yang berfokus pada kesejahteraan bersama di MSP. Inisiatif ini bertujuan agar setiap karyawan dapat kembali ke rumah dengan selamat setiap hari.
“Melalui panduan ini, kami menyediakan informasi K3 yang sederhana dan mudah diterapkan. Ini menjadi alat yang berguna dan bisa dibawa ke mana saja oleh karyawan,” jelas Willy.
Lebih dari sekadar instruksi, buku saku K3 ini mencerminkan komitmen jangka panjang MSP dalam membangun budaya keselamatan di seluruh perusahaan. Inisiatif peningkatan kesadaran akan terus dijalankan agar karyawan semakin paham tentang manajemen risiko operasional.
Wakil Kepala Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (HSSE) MSP, Charles Hasiholan menyatakan bahwa tujuan dari panduan ini adalah untuk memperkuat budaya tanggung jawab bersama.
“Kami percaya bahwa keselamatan adalah tanggung jawab setiap individu di MSP. Ketika karyawan mendukung keselamatan satu sama lain, mereka bukan hanya menjalankan protokol K3, tetapi juga membangun budaya akuntabilitas dan kerja sama tim,” ujar Charles.
Menurutnya, kepedulian terhadap keselamatan diri sendiri dan rekan kerja membuat lingkungan kerja lebih kuat dan lebih manusiawi.
Buku saku K3 ini diharapkan menjadi lebih dari sekadar kompas bagi Insan Harita, tetapi juga sebagai simbol bahwa keselamatan adalah nilai inti yang terus dijunjung tinggi.
“Dengan adanya panduan ini, MSP mengukuhkan visinya untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan berdaya saing di sektor pertambangan nikel,” pungkasnya. (Shiddiq)
