NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Berdasarkan wawancara Direktur Institute for Development of Economics and Finance INDEF, Imaduddin Abdullah, Ph.D, kepada nikel.co.id pada Jumat (4/10/2024), hilirisasi nikel di Indonesia dinilai berhasil.
Dalam wawancara tersebut, Imad menjelaskan bahwa sejak tahun 2019, Indonesia telah mengalami perubahan signifikan dalam ekspor produk turunan nikel, seperti ferronickel hingga stainless steel.
Sebelumnya, Indonesia hanya mengekspor bijih nikel mentah (nickel ore) selama beberapa dekade. Namun, dengan adanya hilirisasi, ekspor produk turunan nikel mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Imad menambahkan bahwa peningkatan ini bukan hanya terlihat dari nilai ekspornya, tetapi juga dari daya saing Indonesia di pasar global. Berdasarkan indikator Revealed Comparative Advantage (RCA), Indonesia kini memiliki daya saing tertinggi di dunia dalam ekspor produk turunan nikel.
“Artinya, ekspor produk turunan nikel dari Indonesia berada di posisi nomor satu secara global,” ungkap Imad.
Lebih lanjut, dia membandingkan daya saing ekspor bijih nikel mentah yang sebelumnya lebih rendah dengan ekspor produk turunannya saat ini.
“Sekarang posisi Indonesia jauh lebih kompetitif dalam mengekspor produk turunan nikel dibandingkan dengan bijih nikel yang masih mentah,” jelasnya.
Keberhasilan hilirisasi nikel ini menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor nikel di tahun 2023.
Dengan keberhasilan ini, hilirisasi nikel diharapkan terus memperkuat posisi Indonesia di pasar global dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. (Aninda)