Beranda Agustus 2024 Bahlil: Indonesia Butuh Kolaborasi Teknologi dan Pendanaan dari Negara Maju Capai NZE

Bahlil: Indonesia Butuh Kolaborasi Teknologi dan Pendanaan dari Negara Maju Capai NZE

1982
0
Foto bersama Acara AZEC, Kementerian ESDM, Selasa (20/8/2024)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang besar untuk energi baru terbarukan dan memiliki komitmen untuk mencapai net zero emission sehingga dibutuhkan kolaborasi teknologi dan pendanaan memadai dari negara-negara maju.

Hal ini seperti disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia dalam Gala Dinner Pertemuan Asia Zero Emission Community (AZEC) 2nd Ministerial Meeting di Jakarta, pada Selasa (20/8/2024) kemarin.

“Pentingnya kolaborasi untuk mencapai target emisi nol bersih, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia yang membutuhkan teknologi dan pendanaan yang memadai,” kata Bahlil sebagaimana dikutip laman ESDM, Rabu (21/8/2024).

AZEC sendiri merupakan bagian dari inisiatif pengurangan emisi yang pertama kali diinisiasi oleh Perdana Menteri Jepang pada COP 26 di Glasgow dan diluncurkan secara resmi pada KTT G20 di Bali, pada 14 November 2022, oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Oleh karenanya, Bahlil mengapresiasi atas kerja sama solid di sektor energi antar negara-negara anggota AZEC yang terdiri dari Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapore, Vietnam, Filipina Kamboja, Laos, Brunei dan Australia.

“Untuk mencapai emisi nol bersih merupakan tujuan kita bersama dan ini adalah tanggung jawab kita bersama. Indonesia ke depan pada tahun 2050-2060 harus sudah mencapai satu titik yang lebih baik,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa negara berkembang seperti Indonesia memiliki potensi besar dalam energi baru terbarukan, namun masih menghadapi tantangan dalam hal teknologi dan pembiayaan.

“Harus ada sinergi antara negara-negara maju yang sudah mempunyai teknologi dengan negara-negara berkembang yang mempunyai potensi tapi belum memiliki teknologi yang baik, apalagi kalau membutuhkan kapital yang cukup,” tegasnya.

Pertemuan ini dianggap bernilai karena akan menghasilkan beberapa hasil penting, antara lain The 2nd AZEC Ministerial Joint Statement, publikasi Memorandum of Understanding (MoU) proyek AZEC baru dan peluncuran Asian Zero Emission Center.

Kemudian yang terakhir, penyelenggaraan AZEC Business Forum yang bertujuan untuk menggalang partisipasi badan usaha dalam upaya dekarbonisasi sekaligus sebagai forum business matching untuk memperkuat kolaborasi di masa depan.

“Saya yakin dan percaya lewat forum ini besok kita akan mampu berdiskusi untuk melahirkan gagasan-gagasan yang konstruktif untuk melakukan kolaborasi dan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan,” pungkasnya.

Sementara, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Ken Saito, mengucapkan rasa terima kasih terhadap Indonesia atas penyelenggaraan acara ini.

“Kepemimpinan, antusiasme, dan energi yang ditunjukkan oleh Indonesia untuk mendorong rencana besar ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk memimpin AZEC,” kata Ken dalam acara tersebut.

Dia menuturkan, agar acara ini dapat memberikan sumbangsih besar dalam pembangunan pengurangan emisi di setiap negara Asia.

“Melalui acara ini, saya berharap kita dapat membangun momentum untuk mempercepat dekarbonisasi di Asia,” tuturnya. (Shiddiq)