Beranda Juni 2024 Luhut: Amerika Tidak Akan Mampu Tingkatkan EV Tanpa Indonesia

Luhut: Amerika Tidak Akan Mampu Tingkatkan EV Tanpa Indonesia

1721
0
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Saat paparkan materi acara MINDialogue Mining Outlook 2024, Jakarta, Kamis (20/6/2024)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, Amerika Serikat (AS) tidak akan mampu meningkatkan sektor electric vehicle (EV) 11 kali lipat dari sekarang hingga tahun 2030 tanpa Indonesia.

Hal ini dia sampaikan dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 bersama CNBC Indonesia di Jakarta, pada Kamis (20/6/2024).

“Saya menemui Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, saya membicarakan mineral kritis mengenai inflation reduction act (UU Pengurangan Inflasi) dan ini merupakan kepentingan semua pihak. Karena AS sendiripun untuk meningkatkan EV 11 kali sampai 2030 tanpa Indonesia tidak akan mungkin terjadi,” sebut Luhut sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Jumat (21/6/2024).

Menurutnya, hal ini ditegaskan kembali ketika dia berkunjung ke AS dan dihadapan pejabat AS ia menyatakan bahwa impossible (mustahil) kalian bisa meningkatkan 11 kali dari apa yang ada sekarang tanpa Indonesia. “K arena Indonesia mengontrol lebih dari 70% dari bijih nikel dunia,” ujarnya.

Luhut menyatakan, AS masih  jauh tertinggal 9 tahun dari Tiongkok dalam teknologi smelter dan HPAL, dan itu merupakan fakta, terlepas dari kekuasaan uang tetapi dari segi teknologi  AS masih tertinggal 9 tahun.

“Dan ini diakui oleh Tesla bahwa mereka ketinggalan 9 tahun dari Tiongkok. Jadi kalaupun kalian punya uang kalian tidak bisa beli waktu,” tuturnya.

Selain itu, dia melihat, faktor geopolitik yang mempengaruhi perdagangan global terbagi menjadi tiga kekuatan dari negara besar, yaitu Tiongkok, AS dan Uni Eropa. Tentunya, tren ini semakin menarik karena kalau melihat pasar yang paling besar adalah ASEAN dan di ASEAN yang terbesar adalah Indonesia.

“Dan, kita yang paling kaya (nikel) dan kita bersyukur bahwa kita sudah melakukan dowstreaming beberap tahun dan itu sudah kita lihat buahnya. Saya kira ekspor kita tahun lalu itu hampir US$40 miliar,” sebutnya.

Ia melanjutkan, pada  tahun 2030 dari sektor downstream Indonesia akan mampu mengekspor hingga US$70 miliar. Itulah yang memberikan kekuatan kepada Indonesia dan itu baru dari nickel ore. Dari nikel ore itu Indonesia mampu membangun ekosistem  bukan hanya membuat nikel ore menjadi iron steel tapi bisa mengubah menjadi prekursor, katoda, sampai lithium baterai dan mobil listrik.

“Itu satu ekosistem yang kita bangun karena negara maju tidak akan pernah mendorong negara berkembang untuk menjadi negara maju dan itu tidak akan pernah terjadi. Jadi kita harus melakukannya dengan diri sendiri untuk melakukan itu, sehingga kita semua harus kompak, bahu membahu membangun Republik kita ini,” urainya. (Shiddiq)